abalon-salah-satu-kerang-termahal

Kerang jenis ini terkenal dengan harga yang tinggi karena cara memperolehnya juga sangat sulit, bahkan ada yang harus berhadapan dengan ikan hiu yang ternyata juga pemakan abalone. Abalone banyak terdapat di Chili, Jepang, Kalifornia, Australia dan di Selandia Baru. Rasa dari kerang abalone ini sangat lembut dan membuat lidah ketagihan.

A. Klasifikasi Kerang Abalon

Klasifikasi abalon adalah sebagai berikut :

  • Class                       : Gastropoda
  • Sub Class              : Orthogastropoda
  • Ordo                        : Vetigastropoda
  • Super Family         : Pleurotomarioidea
  • Family                     : Haliotidae
  • Genus                     : Haliotis
  • Species                   : Haliotis asinina

B. Habitat dan Tingkah Laku

Kerang Abalon biasa ditemukan pada daerah yang berkarang yang sekaligus dipergunakan sebagai tempat menempel. Kerang abalon bergerak dan berpindah tempat dengan menggunakan satu organ yaitu kaki. Gerakan kaki yang sangat lambat sangat memudahkan predator untuk memangsanya.

Pada siang hari atau suasana terang, kerang abalon lebih cenderung bersembunyi di karang-karang dan pada suasana malam atau gelap lebih aktif melakukan gerakan berpindah tempat. Ditinjau dari segi perairan, kehidupan kerang abalon sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Secara umum, spesies kerang abalon mempunyai toleransi terhadap suhu air yang berbeda-beda, contoh; H. kamtschatkana dapat hidup dalam air yang lebih dingin sedangkan H. asinina dapat hidup dalam air bersuhu tinggi (300C). Parameter kualitas air yang lainnya yaitu, pH antara 7-8, Salinitas 31-32ppt, HS dan NH3 kurang dari 1ppm serta oksigen terlarut lebih dari 3ppm.

Penyebaran kerang abalon sangat terbatas. Tidak semua pantai yang berkarang terdapat kerang abalon. Secara umum, kerang abalon tidak ditemukan di daerah estuaria yaitu pertemuan air laut dan tawar yang biasa terjadi di muara sungai. Ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya air tawar sehingga fluktuasi salinitas yang sering terjadi, tingkat kekeruhan air yang lebih tinggi dan kemungkinan juga karena konsentrasi oksigen yang rendah.

C. Makanan Kerang Abalon

Kerang abalon merpakan hewan herbivore, yaitu hewan pemakan tumbuh-tumbuhan dan aktif makan pada suasana gelap. Jenis makanannya adalah seaweed yang biasa disebut makro alga. Jenis seaweed/makro alga yang tumbuh dilaut sangat beraneka ragam. Secara garis besar ada 3 golongan seaweed/makro alga yang hidup di laut, yaitu; 1) makro alga merah (Red seaweeds), 2) alga coklat (Brown seaweeds), dan 3) alga hijau (Green seaweed). Ketiga golongan tersebut terbagi atas beberapa jenis dan beraneka ragam.

Keragaman tersebut tidak semuanya dapat dimanfaatkan kerang abalon sebagai makanannya. Berikut ini spesies/jenis seaweed yang dapat dimanfaatkan kerang abalon sebagai makanannya, yaitu:

a. Makro alga merah, yaitu:

– Corallina

– Lithothamnium

– Gracilaria

– Jeanerettia

– Porphyra

b. Makro alga coklat:

– Ecklonia

– Laminaria

– Macrocystis

– Nereocystis

– Undaria

– Sargasum

c. Makro alga hijau, seperti Ulva

D. Hama dan Penyakit

Beberapa kasus gangguan kesehatan baik yang disebabkan oleh pathogen atau non pathogen dan lingkungan yang sering dihadapi dalam kegiatan pembenihan abalon. Namun demikian upaya mengidentifikasi penyebab dari gangguan tersebut belum dilakukan lebih terperinci. Beberapa diantaranya adalah:

Terjadi kematian yang berturut-turut pada induk yang baru diperoleh dari pengumpul. Hal ini disebabkan oleh kondisi abalon yang stress akibat penanganan (pengambilan dari habitatnya). Kondisi induk yang terluka/lecet pada bagian otot kaki (ditandai deng`n warna garis-garis putih) biasanya akan cepat mati. Sedangkan yang tidak diikuti luka, pemulihan akan terjadi setelah kurang lebih satu minggu pada kondisi lingkungan yang baik (sirkulasi air selama 24 jam)

Serangan protozoa pada stadia telur sampai trocophore. Protozoa akan menyerang permukaan luar telur hingga bagian dalam. Akibatnya telur tidfak berkembang dengan sempurna. Hal ini lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan bak pemijahan yang tidak bersih (banyak kotoran baik endapan dari sedimen ataupun sisa metabolisma atau terbawa pakan induk). Hal yang perlu diperhatikan adalah system filtrasi air ke bak pemijahan sebaiknya menggunakan catridge filter (I) 20-50 micron ke (II) 1-5 micron.

Kematian larva D6-D7 menjelang fase menempel pada substart (settling), masa tersebut dapat dikatakan masa kritis. Karena kondisi larva yang masih kecil, mortalitas dapat mencapai 100 persen. Larva yang selamat dan menempel pada substrat yang ditumbuhi benthic diatom biasanya peluang hidupnya besar.

Serangan kompetitor maupun predator di bak pemeliharaan larva atau induk seperti siput, kepiting, bintang laut, ubur-ubur, dan cacing, dapat merugikan terutama bila kondisi larva masih sangat kecil. Untuk gangguan yang disebabkan oleh hama/ binatang seperti di atas, penanganan secara manual secara rutin dapat mengatasi masalah tersebut cukup efektif.

E. Penanggulangan Penyakit

            Serangan penyakit terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara inang (hewan yang dipelihara), lingkungan budidaya dan pathogen. Penyakit dapat menyerang bila kondisi inang yang lemah (akibat stress atau kurang pakan) atau terluka akibat handling dan tidak segera ditangani. Penyakit juga dapat menyerang bila kondisi lingkungan (di perairan maupun pada suatu unit budidaya) dalam kondisi yang buruk sehingga memungkinkan untuk perkembangbiakan pathogen.

Biosecurity (keamanan biologi): usaha mengurangi masuknya pathogen ke lingkungan budidaya dan mencegah penyebarannya ke tempat lain.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan merupakan tindakan yang sangat tepat sebagai langkah awal dalam meningkatkan keberhasilan budidaya kerang abalon. Tindakan-tindakan pencegahan terhadap penyakit dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu:

  • Hindari pemberian pakan yang berlebih
  • Pakan yang diberikan dalam keadaan segar dan bersih.
  • Pakan yang telah rusak/busuk segera dibuang dari wadah budidaya.
  • Hindari luka akibat penanganan, baik saat pergantian wadah maupun saat melepas dari substrak serta hindari penanganan yang dapat menimbulkan stress.
  • Gunakan bahan yang elastis untuk melepas kerang abalon dari substrak.
  • Ganti wadah dan bersihkan substrak dari biota yang menempel, seperti teritip.
  • Ketersediaan pakan dalam wadah budidaya selalu tersedia dan dalam jumlah yang cukup.

BACA JUGA : Panen Padi Melimpah dengan Teknologi HAZTON (KLIK DISINI)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *