Indonesia meraih peringkat ketiga penghasil padi terbanyak di dunia. Hal ini tidak terlepas dari berbagai penelitian yang dilakukan untuk menciptakan varietas padi berkualitas. Benih padi unggul ini diharapkan dapat memberikan peningkatan hasil panen yang signifikan. Namun, banyaknya varietas benih padi di pasaran mungkin dapat membuat Anda bingung menentukan merek benih yang bagus. Kali ini, kami akan membagikan tips memilih benih padi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Kami juga akan merekomendasikan benih padi terbaik, seperti jenis INPARA, INPARI, HIPA, dan lainnya.
- Temukan sesuai dengan jenis sawah dan hasil panen
Keinginan untuk meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani menjadi alasan munculnya berbagai penelitian untuk menciptakan benih terbaik. Tak hanya itu, hasil panen yang melimpah tentu dapat membuat produksi beras menjadi stabil. Karena itu, pemerintah telah banyak mengembangkan jenis padi yang disesuaikan dengan kondisi setiap daerah. Untuk lebih detailnya, simak informasi berikut ini.
- Benih padi INPARA: Cocok dikembangkan di daerah rawa
INPARA adalah singkatan dari INBRIDA Padi Rawa. Budidaya padi di lahan rawa biasanya memiliki tantangan genangan air yang memiliki tingkat kemasaman tanah yang tinggi. Karena hal itu, tanah tidak cukup subur serta kandungan konsentrasi besi pada tanah cukup tinggi. Berikut ini adalah beberapa varietas yang telah dikembangkan dari benih padi unggul INBRIDA.
INPARA 8 Agritan: Setelah semai, Anda bisa mulai memanen benih ini pada umur 115 hari. Tanamannya mampu menahan serangan hawar daun bakteri, tetapi cukup rentan terhadap serangan wereng batang cokelat. Rata-rata hasil panen yang bisa didapatkan adalah 4,7 ton per hektar.
PURWA: Masa tanam benih ini adalah 121 hari setelah masa semai dengan potensi panen sebesar 4,9 ton per hektar. Tekstur nasinya seperti ketan. Tanaman ini tahan dari empat jenis penyakit dengan patotipe tertentu. Menariknya, benih padi ini sedikit toleran dengan cekaman salinitas fase vegetatif dan genangannya.
- Benih padi INPARI: Homozigositas tinggi dan cocok dikembangkan di daerah persawahan irigasi
INPARI merupakan singkatan dari Inbrida Padi Sawah Irigasi. Sesuai namanya, benih padi unggul ini sangat cocok apabila dikembangkan di lahan persawahan biasa. Tingkat homozigositasnya atau kemurnian galur padinya sangat tinggi karena melalui proses penyerbukan sendiri. Beberapa benih padi unggul yang diluncurkan pada 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut ini.
INPARI 48 Blas: Benih padi dengan tekstur nasi pulen ini memiliki umur tanaman 121 hari setelah semai. Benih ini berpotensi menghasilkan hingga 9,13 ton per hektar. Tanaman padi ini rentan serangan WBC populasi lapang Sukamandi dan virus tungro inokulum Garut dan Purwakarta. Benih padi ini dianjurkan untuk dikembangkan pada lahan dengan ketinggian 0–600 mdpl.
INPARI 45 Dirgahayu: Umur tanaman benih ini adalah 116 hari setelah semai. Tekstur nasinya pulen, rata-rata hasil panen yang bisa didapatkan mencapai 7,1 ton per hektar. Tanaman ini agak tahan terhadap penyakit tungro inokulum Purwakarta. Meskipun demikian, tanaman padi cukup rentan terhadap virus tungro inokulum Garut. Benih ini cocok dikembangkan pada dataran rendah, 0–600 mdpl.
- Benih padi INPAGO: Cocok dikembangkan di daerah dengan tingkat kelembapan rendah
INPAGO merupakan singkatan dari Inbrida Pagi Gogo. Apabila lahan persawahan terletak pada daerah yang kering dengan curah hujan rendah, benih padi INPAGO menjadi pilihan tepat. Benih ini juga sangat cocok untuk daerah belerang yang kurang mampu menampung air dalam jangka waktu lama. Beberapa varietas benih padi unggul INPAGO di antaranya adalah seperti di bawah ini.
INPAGO 13 Fortiz: Benih padi ini memiliki umur tanaman 114 hari setelah semai. Rata-rata hasil panennya mencapai 6,53 ton per hektar. Kandungan Zn pada beras pecah kulit mencapai 34 ppm. Menariknya, bulir padinya mengandung protein sebesar 9,83%. Benih padi ini cocok untuk ditanam pada lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah hingga 700 mdpl.
INPAGO 12 Agritan: Umur tanaman ini mencapai 111 hari setelah semai. Rata-rata hasilnya adalah 6,7 ton per hektar. Benih ini mampu menoleransi aluminium dan kondisi kekeringan pada lahan persawahan. Benih padi dapat ditanam dan berkembang baik pada lahan kering subur. Tak hanya itu, benih dapat ditanam di lahan kering masam dataran rendah hingga ketinggian 700 mdpl.
- Benih padi HIPA: Benih padi hibrida dengan hasil panen melimpah
HIPA merupakan singkatan dari Hibrida Padi yang merujuk pada proses penciptaan benih. Benih padi HIPA berasal dari persilangan dua varietas padi yang berbeda secara genetik. Dengan seleksi induk yang ketat, benih padi HIPA memiliki sifat yang lebih unggul.
Benih padi hibrida makin banyak diminati oleh petani dari negara tropis. Alasannya, hasil panennya lebih banyak dibandingkan benih padi unggul lain dan bisa ditanam di berbagai jenis lahan. Beberapa benih padi unggul HIPA, antara lain:
HIPA Arize 86: Umur tanaman padi ini adalah 155 hari setelah semai dengan hasil rata-rata sebesar 9,54 ton per hektar. Varietas ini agak tahan terhadap serangan hama wereng cokelat dan penyakit HDB fase vegetatif. Potensi produksi benih yang dapat dihasilkan dari panenan padi adalah 2,72 ton per hektar.
HIPA 21: Umur tanaman ini mencapai 113 hari setelah semai. Hasil rata-rata yang didapatkan mencapai 8,99 ton per hektar. Tanaman padi ini agak tahan terhadap serangan hama wereng cokelat. Benih padi ini mampu menghasilkan benih baru sebesar 2,94 ton per hektar.
- Periksa informasi daya tahan benih padi terhadap hama dan penyakit
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih benih padi unggul adalah daya tahannya terhadap penyakit dan hama. Untuk itu, cek informasi daya tahan tanaman padi terhadap beberapa jenis penyakit dan hama yang sering menyerang tanaman padi. Sebagai langkah awal, berikut ini kami telah menyiapkan beberapa informasi mengenai hama dan penyakit tanaman padi.
Wereng cokelat adalah hama yang menghisap cairan tanaman warna cokelat. Serangan wereng cokelat ini sering terjadi pada musim hujan. Hama ini tumbuh pada daerah dengan intensitas cahaya matahari rendah, lahan basah, dan angin lemah. Varietas yang mampu menahan serangan hama wereng cokelat, antara lain, INPARI 1, INPARI 13, IF-16, dan lainnya.
Penyakit blas disebabkan oleh tumbuhnya jamur Pyricularia sp yang menginfeksi tanaman pada fase pertumbuhan. Blas memunculkan lesi berbentuk belah ketupat dan bercak ungu pada bagian daun, batang, serta malai padi. Akibatnya, pertumbuhan tanaman padi akan terhambat. Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan penyakit yang tersebar dari persawahan dataran rendah ataupun tinggi. Biasanya, penyakit ini menyerang tanaman padi setiap saat, baik kemarau maupun musim hujan. Penyakit ini dapat mengakibatkan tanaman padi menjadi mati.
UNTUK MEMBELI PRODUK BENIH PADI (KLIK SINI)
BACA JUGA DISINI : RANICA UNTUK FERMENTASI PAKAN TERNAK (KLIK SINI)