Di beberapa negara tropis, ikan kerapu (Groupers) sudah mulai di budidayakan secara komersil. Selain memiliki rasa daging yang lezat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi, ikan kerapu juga memiliki harga jual yang tinggi di pasar dunia. Mahalnya harga komoditas ini dikarenakan ketersediaannya di alam mulai berkurang, sedangkan permintaan pasar dunia semakin tinggi.
Budidaya ikan kerapu juga telah digalakkan di Indonesia selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga sebagai komoditas ekspor. Ikan kerapu dari Indonesia di ekspor dalam kondisi hidup ke Hongkong, Taiwan, China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Filipina, USA, Australia, Singapura, Malaysia dan Perancis.
Tiga alasan mengapa ikan kerapu perlu dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Indonesia yaitu:
- Kerapu merupakan komoditi perikanan yang memiliki peluang ekspor yang sangat menarik yang selama ini belum dimanfaatkan secara penuh.
- Pertumbuhan bisnis kerapu secara keseluruhan diharapkan akan membawa dampak peningkatan devisa Negara dan kesejahteraan lapisan bawah masyarakat yang hidup dengan mata pencarian bidang perikanan.
- Modernisasi penangkapan dan budidaya ikan kerapu akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya rusaknya terumbu karang.
A. Budidaya Ikan Kerapu
Sejalan dengan banyaknya permintaan ikan kerapu ini, maka beberapa orang mulai melakukan budidaya kerapu. Selain untuk ikan konsumsi, kerapu juga bisa diperjualbelikan sebagai bibit kerapu. Cara budidaya sulit dan tidak membutuhkan perawatan yang terlalu rumit. Kerapu yang cukup umur untuk dijual sebagai ikan konsumsi juga memiliki harga yang cukup tinggi sehingga menguntungkan.
1. Bibit Kerapu
Ketika Anda memutuskan untuk melakukan budidaya kerapu, langkah pertama yang harus Anda persiapkan adalah penyediaan bibit kerapu. Anda bisa membeli bibit pada petani lain namun juga bisa merawat kerapu dewasa yang akan digunakan sebagai indukan. Ikan indukan perlu diperhatikan perawatannya dengan menyediakan air bersih yang harus diganti setiap hari.
2. Pemijahan Kerapu
Walaupun saat perawatan dan pemeliharaan ikan kerapu dilakukan di air tawar, namun ketika akan terjadi pemijahan maka habitat ikan harus dipindahkan ke laut. Untuk menghindari ikan akan berenang ke tengah laut dan hilang, Anda dapat membatasi area ikan dengan kurungan apung. Indukkan yang dapat Anda lihat jangan terlalu padat atau sekitar 7,5-10 kg/m3.
Selama dalam proses pemijahan, ikan bisa memberikan makanan berupa ikan cacah dengan kadar lemak yang rendah. Selain itu Anda juga bisa memberikan tambahan vitamin E dengan dosis 10 – 15 mg satu kali seminggu. Jangan lupa untuk menjaga keseimbangan antara jumlah kerapu betina dan jantan. Walaupun jenis baru dapat dilihat setelah usia 2 tahun, namun Anda dapat menggunakan penggunaan hormon.
3. Mengawinkan Kerapu
Ketika kerapu sudah siap memasuki masa kawin, Anda bisa memindahkan ikan dari air tawar ke perairan laut yang memiliki kedalaman 1,5 m dengan sanitasi diatas 32%. Setiap pukul 9 pagi hingga 14.00 Anda harus menurunkan kedalaman udara hingga 40 cm. Setelah pukul 14.00 kedalaman air laut harus dikembalikan seperti semula. Pemijahan akan terjadi ketika kedalaman udara berubah.
Anda bisa memberikan tambahan hormon HGG dengan takaran 1000 – 2000 IU/kg indukan. Selama proses pemijahan, Anda juga harus mengamati pemijahan setiap harinya pada kisaran waktu 22.00 – 24.00. Kebanyakan proses pemijahan ini terjadi pada bulan November hingga Januari.
4. Pakan Ikan Kerapu
Setelah mengalami pemijahan, maka induk kerapu melahirkan larva akan tetap hidup di laut hingga cukup umur untuk kembali ke perairan tawar. Siklus hidup larva ini juga pasti berbeda dengan ikan dewasa. Pemberian pakan pada larva juga berbeda dengan pakan pada ikan dewasa. Untuk anakan kerapu Anda bisa memberikan pakan seperti rotifer, gonad tiram, chlorella, dan emulsi kuning telur.
Seiring dengan perkembangan ikan yang semakin besar, maka jenis dan jumlah pakan yang diberikan kepada anakan kerapu juga akan berbeda. Setelah larva berubah menjadi ikan dewasa, Anda bisa memberikan pakan seperti ikan agar bisa segera dilaporkan. Selain itu Anda juga bisa memberikan makanan tambahan lainnya seperti ikan rucah atau pelet.
5. Perawatan Kolam Kerapu
Salah satu inti dari berhasilnya budidaya kerapu ini adalah perawatan kolam ikan. Mulai dari kebersihan hingga sirkulasi udara. Kolam ikan ini harus benar-benar terjaga dari agar ikan dapat bertahan hidup dalam udara. Salah satu indikator bahwa air yang ada di kolam bersih atau tidak dapat dilihat dari warna airnya. Air harus berwarna bening dan jangan sampai berwarna coklat karena Andakan adanya limbah.
Penggunaan filter juga diperlukan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam kolam dari berbagai macam senyawa kimia yang dapat membahayakan ikan. Contoh kucing berbahaya ini adalah amonia, apabila zat ini masuk ke dalam kolam maka akan menjadi racun bagi ikan. Udara yang dihasilkan dari proses tersebut diuji tingkat kebersihannya dan tingkat pH yang harus mendekati normal.
6. Masa Panen Ikan Kerapu
Setelah kerapu ini memasuki masa dewasa, Anda dapat memanennya untuk dijual kembali atau dibudidayakan sebagai indukan. Masa panen ini menyesuaikan dengan kebutuhan Anda, apakah Anda akan menjual ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi atau ketika ikan masih dalam bentul larva sebagai bibit kerapu.
Pemanenan ikan ini lebih baik dilaksanakan pada hari sakit ketika suhu tidak terlalu tinggi. Sebelum melakukan panen, ambillah sekitar 5% dari jumlah total yang dihasilkan dimana hal ini berguna untuk meneliti kualitas kerapu yang Anda hasilkan. Jika Anda ingin menjual dalam bentuk benih maka Anda bisa mengambil ikan saat berusia 30 hari atau ketika mencapai bobot 4-5 gram.
B. Kendala Dalam Budidaya Kerapu
Dalam setiap budidaya tentunya ada kendala yang akan dialami oleh para petani atau pembudidaya. Seperti halnya budidaya kerapu ini. Walaupun keuntungan yang didapatkan cukup tinggi sekitar Rp. 40.000.000 hingga Rp. 70.000.000 per keramba, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa ada kendala yang harus dihadapi selama proses budidaya terseebut. Adapun kendala yang mungkin terjadi adalah:
1. Persiapan Kolam Benih
2. Mahalnya Harga Pakan
3. Parasit yang Sering Ditemukan
C. Penyakit dan Hama yang Sering Menyerang Kerapu
kondisi suatu kolam budidaya, memang masih muncul penyakit atau hama yang menyerang ikan. Contoh ancaman yang sering muncul adalah predator, pesaing, dan juga perusak keramba tempat ikan budidaya. Maksud dari pesaing dalam hal ini adalah nomor yang akan merebut stok makanan, oksigen, dan juga ruang gerak dalam keramba. Contoh mudahnya adalah kepiting atau siput.
Sedangkan yang masuk dalam ketegori predator adalah pelican, burung camar, hingga hiu. Pemangsa ini bisa memakan ikan yang ada di keramba dengan cepat. Selain itu ada juga organisme yang dapat merusak keramba, contohnya adalah ikan buntal. Ancaman lainnya yang bisa menyerang kerapu budidaya adalah parasit. Serangan parasit ini selain menyebabkan ikan sakit juga bisa menyebabkan ikan menjadi mati.
D. Pencegahan Penyakit Pada Ikan Kerapu
Terjun di dunia budidaya kerapu, membuat Anda harus siap dalam penanganan dan pencegahan penyakit pada ikan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada jumlah ikan yang dapat hidup hingga dewasa. Semakin banyak penyakit yang tidak tertangani maka akan semakin banyak ikan yang mati. Semakin banyak ikan yang mati maka semakin banyak juga kerugian yang dialami, sehingga penting untuk mencegah penyakit tersebut..
Salah satu cara untuk menanggulangi hama penyakit adalah dengan cara mengganti jaring pada keramba secara berkala. Jaring-jaring ini sering ditumbuhi oleh parasit yang dapat membuat ikan sakit dan mati. Sedangkan untuk mengantisipasi burung pemangsa, Anda dapat menutup keramba dengan menggunakan penutup penutup pada bagian atasnya. Jauhkan juga keramba dari dasar perairan agar tidak didatangi ikan buntal yang bisa memangsa kerapu.