budidaya terong hijau

Terong merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Di Indonesia, tanaman jenis ini tergolong dalam sayur-sayuran, ada beberapa jenis terong yang dikembangkan di Indonesia, salah satunya adalah terong hijau yang akan kita bahas saat ini.

Terong juga kaya akan manfaat karna sayuran jenis ini mengantung protein, lemak, vitamin, kalsium dan karbohidrat yang baik untuk kesehatan.

Tanaman terong hijau ini dapat tumbuh pada ketinggin 1-1.200 mdpl, dan sangat cocok apabila ditanam pada saat awal musim kemarau. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai budidaya terong hijau, mari kita simak ulasan berikut ini :

1. Syarat Tumbuh Terong Hijau

* Dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi
* Suhu udara sekitar 20-30 derajat celcius
* Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
* Sangat cocok ditanam pada awal musim kemarau
* Harus mendapatkan sinar matahari yang cukup

2. Penyemaian

Penyemaian dilakukan guna mendapatkan bibit terong yang paling unggul, penyemain ini menggunakan semai dari campuran pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
Cara menyemai benih terong yaitu :
*gemburkan tanah dengan cara dicangkul
* tebar benih terong hijau secara merata
* tunggu sampai benih memiliki 4-5 helai daun atau kurang lebih selama 25 hari

3. Penanaman Terong Hijau

*  Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar

* lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal.

* Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.

* Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia

* Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal

* Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan

* Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

4. Pengairan

* Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.

5.  Penyulaman

* Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit

* Penyulaman maksimal umur 15 hari

Baca juga:
Budidaya Sayuran Organik (klik disini)

6. Pemasangan ajir

* Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran

* Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm

* Tancapkan secara individu dekat batang

* Ikat batang atau cabang terong pada turus

7. Penyiangan

* Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut

* Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

8. Pemeliharaan

* Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.

* Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.

* Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.

* Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan kondisi lingkungan.

9. Panen

* Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.

* Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *