Hasil-Olahan-Padi-Jadi-Bahan-Pakan-Ternak

Bagian tanaman padi selain beras dan dedak yang merupakan unsur utama, namun ada juga beberapa bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dan pakan ternak.  Bagian tersebut yaitu jerami padi, gabah kering, nasi aking bahkan kulit ari. Padi mempunyai komposisi, 70-72% endosperma, 20% sekam padi, 7-8.5% dedak padi, dan 2-3% embrio (bekatul).

Pada umumnya peternak biasanya menggunakan jerami padi sebagai pakan ternaknya hanya diberikan langsung saja kepada ternak.  Padahal jika hanya diberikan langsung ke ternak tidak mencukupi kebutuhan nutrisi pada ternak karena kandungan nutrisinya yang rendah. Jerami padi juga termasuk pakan hijauan yang sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya yang tinggi sekali, daya cerna yang sangat rendah tersebut disebabkan oleh struktur jaringan jerami yang sudah tua.  Jaringan-jaringan pada jerami telah mengalami proses lignifikasi (pengerasan) sehingga terbentuk ligninselulosa dan lignohemiselulosa. Selain jaringan jerami mengalami proses lignifikasi, yang mengakibatkan rendahnya daya cerna ternak terhadap jerami karena disebabkan oleh tingginya kandungan silikat. 

Proses lignifikasi dan kandungan silifikasi tersebut bersama-sama mempengaruhi rendahnya daya cerna jerami padi.  Selain itu jerami padi juga mengalami rendahnya protein kasar dan mineral yang membawa efek langsung sehingga  jerami padi sulit dicerna kalau hanya diberikan secara tunggal untuk pakan ternak.

Berdasarkan hal tersebut karena jerami padi memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan ternak juga sangat sulit untuk mencerna jerami padi maka pemanfaatan jerami padi untuk pakan ternak perlu diefektifkan.  Biasanya dengan Hal ini bisa dilakukan dengan cara penambahan suplemen atau bahan tambahan lain agar kelengkapan nilai nutrisinya dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak secara lengkap sekaligus meningkatkan daya cerna pakan. Dalam melakukan penambahan suplemen tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan starbio atau urea atau pakan tambahan lainnya seperti pada urea karena urea ini dapat memperbaiki nilai gizi jerami padi. 

Dengan melakukan pemberian sedikit urea pada jerami padi sehingga dapat meningkatkan kandungan nitrogen pada jerami, jumlah jerami yang dikonsumsi, dan daya cerna jerami.  Urea yang masuk rumen dihidrolisa/dipecah dengan cepat oleh enzim urease dan mikroba rumen menjadi amonia.  Amonia tersebut akan digunakan oleh mikroba rumen untuk aktivitas sintesis protein sehingga bisa membuat jerami padi menjadi lebih baik untuk dikonsumsi dan daya cernanya yang tinggi.

Dedak Padi

Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi dengan kualitasnya yang beraneka ragam dari varietas padi. Dedak padi adalah hasil samping dari pabrik penggilingan padi dalam produksi beras. Bagian padi ini juga berguna sebagai pakan ternak karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah dan mudah diperoleh. Penggunaan bahan pakan ini tak bersaing dengan manusia. Produksi pakan ternak ini  cukup tinggi per tahunnya, dengan capaiian 4 juta dan setiap kuintal padi dapat menghasilkan 18-20 gram. Proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35% yang terdiri dari sekam dedak  dan bekatul. Proteinnya berkisar antara 12-14% lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar 9-12%.

Sebagai Pakan Ternak Unggas

Dedak padi berpeluang menggantikan peranan jagung sebagai sumber energi bagi unggas karena jagung merupakan salah satu bahan yang akan diolah menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi.

Penggunaan 30%  dalam ransum ternyata menurunkan pertambahan berat badan dan berat badan akhir broiler. Hal ini karena tingginya kandungan lemak dan asam fitat dalam padi menyebabkan fosfor yang terkandung tak dapat terserap oleh ternak unggas. Hal inilah yang menyebabkan jenis pakan ternak yang satu ini tidak bisa digunakan secara berlebihan. Umumnya penggunaannya lebih dari 20% akan menghambat pertumbuhan karena adanya kandungan asam fitat dalam bentuk kompleks dengan protein, pektin, dan polisakarida.

Sebagai Pakan Ternak Ruminansia (Ternak Mamalia)

Pemberian pakan hijau sebagai pakan tunggal, belum mencukupi kebutuhan nutrisi untuk mencapai produksi yang optimal, sehingga perlu menggunakan konsentrat. Salah satu bahan pakan konsentrat adalah dedak padi yang mudah dan terjamin ketersediaannya, serta mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu protein kasar (PK) sebesar 13,80% dan bahan ekstrak berupa nitrogen. Proporsi pemakaian pakan ternak  dalam ransum ternak tergantung pada tujuan pemeliharaan ternak.

Hal yang Harus Diperhatikan

Ada beberapa hal yang harus anda perhatikan pada saat membeli dedak. Pemalsuan dengan cara mencampur kulit gabah (Sekam) atau bahan lain yang tergiling halus ke dalam dedak padi kerap terjadi. Beberapa uji fisik untuk mendeteksi kualitas dedak padi antara lain:

Uji Dengan menggunakan indera (lihat cium dan raba)

Warna normal adalah coklat muda, bentuk bubuk baunya tidak menyengat. Apabila ketika diraba terasa kasar atau pada saat digenggam dengan telapak tangan kemudian telapak tangan dibuka da  langsung jatuh/ambyar, maka terindikasi ada campuran sekam dalam dedak padi tersebut.

2.  Uji apung/floating

apabila tecampur dengan air, maka dedak langsung tenggelam dan berarti masih murni. Akan tetapi apabila banyak pengapung maka terindikasikan dedak padi tersebut ada campurannya.

3. Uji dengan larutan

Larutan phloroglucinol menjadi larutan campuran untuk sampel. Sampel ini kemudian akan dimasukkan ke dalam petridish.

Cara Membedakan Dedak dengan Bekatul

Seringkali orang tidak dapat membedakan Dedak & Bekatul. Padahal kedua jenis pakan ternak tersebut adalah produk yang sama yang berasal dari proses penggilingan gabah padi. Banyak orang yang  beranggapan bahwa 2 pakan ternak tersebut adalah hal yang sama. Apabila dilihat dari tekstur dan kandungan nutrisi antara kedua bahan tersebut. Pedagang nakal terkadang memalsukan 2 benda sama ini dengan menggunakan sekam giling.

ketiga bagian padi tersebut, sama-sama berasal dari limbah penggilingan padi. Penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35% yang terdiri dari sekam 23% dedak dan bekatul sebanyak 10% untuk yang lainnya berupa kotoran. Sementara bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi. Dalam proses penggilingan padi, dedak terpisah pada penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua. Umumnya kedua bagian padi tersebut bercampur menjadi satu.

Berikut adalah 4 cara membedakan dedak dengan bekatul.

  • Secara tekstur bekatul lebih halus dari dedak.
  • Jika direndam menggunakan air hampir keseluruhan bekatul akan tenggelam. Sedangkan pada dedak padi ada bagian kulit yang terapung.
  • Harga dedak dan bekatul pun juga berbeda, biasanya mempunyai selisih 500-1000 rupiah.
  • Kandungan serat kasar dedak padi lebih tinggi dari pada bekatul.

BACA JUGA : Potensi Limbah Pertanian sebagai Pupuk Organik (KLIK DISINI)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *