Penjelasan
Usaha peternakan ayam komersial modern,baik broiler maupun layer, sampai saat ini masih memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena permintaan masyarakat akan daging dan telur masih cukup tinggi. Akan tetapi dalam menjalankan usahanya tak jarang peternak harus menghadapi berbagai risiko usaha, seperti rendahnya hasil produksi, ketidakstabilan harga daging dan telur di pasaran, dan yang tidak kalah penting adalah munculnya risiko masalah sosial dengan masyarakat.
Akhir-akhir ini usaha peternakan dituding ikut mencemari lingkungan. Menurut Setyowati (2008), banyak peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman dirasa mulai mengganggu masyarakat.
Limbah peternakan berupa feses, bangkai ayam, sisa pakan, serta air dari pembersihan kandang banyak menimbulkan pencemaran/polusi udara (bau kandang) dan kontaminasi lalat. Lalu bagaimana kita sebagai peternak mengantisipasi risiko masalah bau dan lalat tersebut? Berikut akan kami uraikan.
1. POLUSI UDARA (BAU KANDANG)
Faktor-faktor penyebab aroma kurang sedap yang berasal dari kandang ayam adalah amonia (NH3) kotoran ayam. Amonia merupakan sisa nitrogen dalam metabolisme makhluk hidup diekskresi atau dikeluarkan sebagai asam urat (urea) yang bersenyawa dengan sedikit kandungan air. Besarnya kadar amonia di dalam kandang dipengaruhi oleh kondisi litter (alas kandang), kepadatan kandang, kualitas pakan yang diberikan, manajemen pemberian air minum, manajemen penanganan litter, serta manajemen ventilasi..
2. MENGUNDANG LALAT
Masalah kedua yang dapat timbul dari suatu usaha peternakan adalah kontaminasi lalat, baik di dalam lokasi kandang itu sendiri, maupun di lingkungan masyarakat sekitar kandang. Keberadaan lalat kadang diabaikan oleh peternak, namun suatu saat adanya lalat ini dapat membuat peternak pusing dan kebingungan untuk mengusir maupun mengatasinya. Terlebih pada waktu musim hujan dimana ditemukan sekawanan lalat dalam jumlah banyak.
Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa, dan lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 18-23 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.
Baca juga :
Hormon Sitokinin (klik disini)
Di peternakan, selain menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, keberadaan populasi lalat yang tinggi juga memicu tingginya serangan penyakit pada ternak ayam yang dipelihara. Hal ini karena lalat berperan sebagai vektor penyakit, seperti virus, bakteri, protozoa dan telur cacing. Vektor adalah organisme hidup yang berperan sebagai pembawa dan penyebar bibit penyakit dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu ternak ke ternak lain.
Sesuai dengan uraian di atas dimana masalah-masalah yang terjadi dalam dunia peternakan yaitu kandang yang kotor dan bau, sehingga banyak mengundang lalat dan menyebabkan penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak mereka. Hal itu membuat kerugian bagi para peternak. Namun kini tidak usah khawatir dan risau, kini sudah ada produk yang mana merupakan produk hasil karya anak bangsa yang memiliki banyak manfaat, yaitu FORMULA MSG 3, suatu produk unggulan yang ditawarkan oleh CV. Maulana Says Green 3. Berikut akan dijelaskan mengenai produk Formula MSG 3.
FORMULA MSG 3
Formula MSG 3 merupakan aktivator yang berisi bakteri menguntungkan untuk proses fermentasi dalam waktu singkat. Formula MSG 3 terdiri dari 50 gram Bakteri aktivator dan 50 gram suplemen. Bakteri aktivator yang terkandung di dalamnya adalah laktobio merupakan bakteri aerob sehingga dalam aplikasinya harus terdapat udara dan terkena sinar matahari. Bahan – bahan yang digunakan merupakan bahan yang ramah lingkungan sehingga tidak merusak alam.
Kegunaan dari formula MSG 3 adalah :
- Pengomposan dalam waktu singkat (1-2 hari)
- Penghilang bau kandang ternak dan sampah
- Pengusir lalat
- Sterilisasi kandang ternak, kolam ikan dan lahan.
Proses Pembuatan Cairan Formula MSG 3
- Peralatan : Drum air 200 Liter (Bisa menggunakan tempat lain) dan alat pengaduk
- Bahan – bahan :
- Satu paket formula msg 3 (50 gram bakteri aktivator dan 50 gram suplemen)
- 200 Liter air bersih
- 2.5 Kg kapur (kapur pertanian atau dolomit)
- Proses pembuatan
- Masukan 2.5 kg ke dalam drum kapasitas 200 liter dan rendam dengan air sebanyak 200 liter, tunggu sampai kapur mengendap,
- Pisahkan endapan kapur dengan air hasil rendaman kapur tersebut (endapan kapur dapat digunakan lagi)
- Masukan 50 gram bakteri aktivator dan 50 gram suplemen ke dalam air hasil rendaman kapur
- Setelah dicampuran aduk sampai merata
Diamkan selama 30 menit, kemudian cairan aktivator MSG 3 dapat digunakan.
Membasmi Lalat dan Hama di Kandang
- Semprotkan cairan Formula MSG 3 di tempat bersarang lalat/hama.
- Diamkan beberapa jam hingga formula bereaksi.
- Semprot kembali apabila masih terdapat bau yang menyengat dan lalat/hama masih ada.
- Ulangi setiap 2 hari sekali.
- Perlahan bau menyengat akan hilang dan lalat atau hama lainnya akan pergi.