Bagi pecinta ikan hias, nama ikan nemo menjadi salah satu ikan yang sangat populer. Rupanya yang menawan dengan warna-warni yang mencolok, menjadi kekhasan yang sedap dipandang, tanpa rasa bosan. Keindahan ikan tersebut, membuat banyak pecinta ikan hias rela mengeluarkan uang yang tak sedikit jumlahnya, termasuk para pecinta ikan hias di Indonesia.
Ikan giru atau ikan badut (clown fish) yang termasuk anak suku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Ikan giru terdiri dari 28 spesies yang bisa dikenali, sebagian besar dalam genus Premnas. Sementara sisanya, masuk dalam genus Amphiprion.
Ikan hias ini berasal dari lautan Pasifik, Laut Merah, lautan India, dan karang besar Australia (great barrier reef). Di habitat asli, ikan giru dikenali berwarna memikat, seperti kuning terang, oranye, jingga, kemerahan, hingga kehitaman. Ukurannya dari 6 cm sampai maksimal 18 cm.
A. Budidaya ikan nemo
Ikan nemo atau ikan badut sejenis ikan hias yang mampu hidup 3 hingga 6 tahun, terutama di Samudera Pasifik dan Hidia. Ikan ini memiliki ukuran sekitar 7,5 hingga 10 cm dan hidup pada suhu air kisaran antara 24 – 27 derajat Celcius. Ikan badut yang masih liar terkenal sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga direkomendasikan untuk memelihara ikan badut hasil penangkaran.
Ikan badut memerlukan perawatan lebih dari ikan lainnya seperti ikan koki dan lainnya. Ia membutuhkan air asin hangat yang mirip dengan air asin dari laut.
B. Pemijahan
Pemijahan dilakukan dengan memasukkan indukan jantan dan indukan betina yang sudah berumur sekitar 5-6 bulan. Dalam aquarium dengan debit air 100 liter dimasukkan indukan jantan dan berina kurang lebih 6 ekor.
Agar pemijahan berjalan dengan baik, dalam aquarium ditambahkan tumbuh-tumbuhan atau anemon laut yang disusun indah dan senyaman mungkin jika perlu dibuat seolah-olah seperti habitata aslinya.
Selama masa pemijahan, beripakan pakan yang disukai ikan badut yaitu seperti pelet, udang kecil artemia atau plankton.
Setelah ikan badut menemukan pasangannya, maka proses perkawinan akan terjadi. Ketika sudah mulai bertelur, maka indukan jantan dan indukan betina ikan badut akan membersihkan substrat yang ada pada anemon atau tumbuhan yang ada dalam aquarium untuk meletakkan telur-telur tersebut.
Telur-telur ikan badut akan diletakkan dengan rapi pada anemon yang ada dalam aquarium oleh indukan betina. Setelah sekitar 10 hari maka telur-telur ikan badut tersebut akan menetas dan siap untuk dipanen larva-nya. Larva yang menetas bisa mencapai 300 ekor larva ikan badut.
C. Pemeliharaan dan Pembesaran Larva
Setelah larva menetas, maka larva dapat dipibdahkan dari indukan. Dalam 100 liter air dapat ditempatkan sekitar 300-500 ekor larva.
Pemindahan larva ini dilakukan dengan menggunakan serok yang halus. Larva-larva ikan badut tersebut diberi pakan berupa plankton yang disesuaikan dengan ukuran mulut larva ikan tersebut, makanan tersebut bisa berupa branchionus, kopepoda, nauplii, artemia, diaphanosoma dan juga pelet. Jika larva sudah menjadi ikan dewasa maka dapat dilatih dengan pakan pelet.
Hal tersebut karena nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan badut dewasa cenderung lebih sedikit dibandingkan pada saat masih larva. Perbandingan pemberian pelet dan pakan hidup seperti plankton dan lain sebagainya yaitu 75%:25%
D. Perawatan Ikan Badut Dewasa
Setelah ikan badut mulai dewasa, lakukan perawatan dengan benar. Ganti air kolam secara rutin minimal sehari sekali dengan membuang kira-kira sebanyak 20?ri debit air tersebut dan ganti dengan air yang baru. Lakukan pemberian pakan secara rutin yaitu sebanyak 3 kali sehari atau jika diperlukan, tergantung kebutuhan ikan tersebut.
Semakin sering memberikan pakan pada ikan, maka pembersihan aquarium juga akan semakin sering. Jangan lupa berikan tumbuhan air atau anemon dalam aquarium untuk tempat bersembunyi ikan badut saat bermain dan agar pertumbuhan dan kesehatan ikan tetap terjaga dan juga seolah mereka berada pada habitat aslinya.
UNTUK MEMBELI PRODUK MSG 3 (KLIK SINI)
BACA JUGA DISINI : Kelola Keberlanjutan Danau Maninjau (KLIK SINI)