Dalam rangka mendorong perekonomian masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pemerintah melalui Dinas Peternakan Provinsi NTT berkolaborasi dengan PRISMA (Promoting Rural Incomes Through Support For Markets in Agriculture) menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Industri Sektor Peternakan babi, bertempat di Harper Hotel Kupang, Senin (27/11/2023).
Kegiatan Lokakarya bertajuk “Menumbuhkan Pasar, Mengajarkan Pengetahuan: Lokakarya Pembangunan Sektor babi di NTT” ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Johanna Lisapaly yang dalam hal ini mewakili Penjabat Gubernur Provinsi NTT.
Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake dalam keynote speaker melalui visual mengatakan pemerintah provinsi NTT sangat intens berkoordinasi guna memajukan sektor peternakan. Sektor peternakan babi di NTT merupakan salah satu penghasil babi terbesar di tingkat nasional.
Pemerintah provinsi NTT aktif berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna terus menekan dampak penyebaran virus ASF agar tidak membawa dampak kepada masyarakat yang berusaha sebagai peternak babi, jelasnya.
“Pemerintah Provinsi NTT memberikan apresiasi kepada Kementerian pertanian dan Prisma dan semua pihak yang juga telah turut serta memberikan edukasi kepada masyarakat dalam rangka meminimalisir penyebaran virus ASF itu sendiri. Terimakasih untuk kehadiran semua pemangku kepentingan dalam lokakarya ini dan saya harapkan lewat lokakarya ini dapat menghasilkan ide dan gagasan guna lebih membangun sektor peternakan babi di NTT,” kata Ayodhia.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Johanna Lisapaly dalam sambutannya saat membuka kegiatan lokakarya ini mengatakan sejak NTT terkena virus ASF sejak tahun 2020 banyak ternak babi masyarakat yang harus mati terkena dampak virus ASF.
“Dampak dar virus ASF mengakibatkan kita harus mendatangkan babi dari luar daerah yakni seperti Bali,” tandasnya.
Banyak yang sudah dilakukan prisma untuk mencegah penyebaran virus ASF yakni dengan aktif memberikan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat guna mencegah secara dini penyebaran virus ASF.
“Langkah-langkah pencegahan yang dilakukan oleh prisma ini membawa dampak yang baik dimana menurunnya angka kematian ternak babi itu sendiri,” ujarnya.
Dirinya menyampaikan apresiasi dengan kolaborasi dan kemitraan yang telah terjalin baik dengan Prisma.
Dikesempatan yang sama Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas, Jarot Indarto mengatakan tujuan diadakannya kegiatan lokakarya ini yaitu untuk lebih memajukan sektor peternakan khusus nya babi di Provinsi NTT.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan koordinasi antara sesama pemangku kepentingan khususnya pada sektor peternakan babi agar pada akhirnya dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat usaha peternakan,” pungkasnya.
Untuk diketahui dalam kegiatan lokakarya bertajuk “Menumbuhkan Pasar, Mengakarkan Pengetahuan: Lokakarya Pembangunan Sektor babi di NTT” ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan yang mewakili pemerintah, peternak serta kalangan swasta, akademisi, asosiasi profesional serta pelaku industri babi dan peternak rumahan.