Benih dan varietas unggul padi sawah merupakan galur hasil pemuliaan yang mempunyai salah satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya. Varietas unggul salah komponen teknologi yang penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani padi. Berbagai varietas unggul telah tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah, preferensi petani, dan keinginan pasar.
A. Jenis dan karakteristik dari varietas unggul meliputi :
- Varietas Unggul Baru (VUB)
- Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB)
- Varietas Unggul Hibrida (VUH)
Membicarakan padi varietas unggul sudah ada jenis baru yaitu padi Tri Sultan 05 merupakan padi unggul dari persilangan padi Inpari 32 dan sertani 13 a, dengan persilangan itu di harapkan padi bisa memenuhi para petani di indonesia adapun karakteristik padi Tri sultan 05 bisa lihat di bawah
- Anakan produktif 25-45
- Panjang malai 30- 35cm
- Jumlah bulir 275-330
- Berat bulir 31gram/1000 bulir
- Potensi hasil 9-12,7 Ton/Ha
- Hasil riel tertinggi 12,3Ton/Ha
- Pengisian mudah
- Umur -+ 95-97 HST
- Warna daun hijau gelap
- Tinggi tanaman 110-120 cm
- Bentuk bulir besar dan panjang
- Warna bulir kuning bersih
- Tahan dilahan berlumpur
- Batang besar dan kokoh
- Akar panjang & lebat
- Daun bendera tegak
- Perawatan mudah
- Tahan penyakit blast / jamur
- Tahan penyakit patah leher
- Tahan penyakit bakteri / kresek
- Toleran terhadap hama wereng
- Ketahanan rebah cukup aman
- Tahan kekeringan
- Cocok di lahan berlumpur
- Cukup tahan di asam
- Cukup tahan di virus klowor
B. Perawatan Padi Trisultan
- Penanaman Bibit
Setelah bibit dari persemaian dicabut sebaiknya akar bibit direndam dalam kubangan plastik yg diberi furadan 2 kg (untuk semaian 400 m2), biarkan selama 6 hingga 12 jam, setelah direndam bibit saip ditanam. Daun bibit dibiarkan utuh (tidak dipotong atau digunting seperti yang biasa dilakukan petani). Penanaman Padi Tri sultan dianjurkan menggunakan sistim Jajar Legowo Rel Kereta Api dengan arah jalur Timur Barat sesuai arah matahari Terbit –Terbenam.
Tanam bibit di petak persawahan yang telah dipersiapkan dan ditanam HANYA 1 batang pohon bibit padi untuk satu lobang atau satu dapur. (Tanaman yang berasal dari satu batang bibit umumnya akan menghasilkan anakan yang lebih banyak dan kuat dan menghasilkan malai dibanding dengan menanam lebih dari 1 batang per dapur). Apabila ada tanaman yang mati sulamlah dengan bibit cadangan yang sebelumnya telah disiapkan. Apabila cadangan bibit sudah tidak tersedia maka untuk mengatasi kejadian tanaman yang mati atau rusak, penyulamam dilakukan dengan mengambil 1 anakan tanaman lain sebagai tanaman penyulam.
Keuntungan sistem Jajar Legowo Rel Kereta Api :
Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir). Contoh: Legowo 2:1 (40 cm x 30 cm x 25 cm), cara tanam berselang seling 2 baris dan 1 baris kosong. Jarak antarbaris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit. Bisa juga digunakan legowo 4 : 1 atau 6 : 1 tergantung kesepakatan/keinginan petani.
- Penyiangan Tanaman
Penyiangan gulma diperlukan untuk:
1) Mengurangi persaingan antara gulma dengan tanaman dalam memperoleh hara, sinar matahari dan tempat.
2) Memutus perputaran hidup gulma.
3) Mencegah terbentuknya tempat berkembang bagi serangga hama, penyakit dan tikus.
4) Mencegah tersumbatnya saluran dan aliran air irigasi.
5) Beberapa jenis gulma akarnya dapat mengeluarkan racun bagi tanaman padi.
Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma (tanaman pengganggu) secara manual dengan dengan tangan, menggunakan alat gosrok atau landak, atau menggunakan herbisida.
Keuntungan penyiangan dengan alat gosrok atau landak
Ramah lingkungan (tidak menggunaka bahan kimia). Lebih ekonomis, hemat tenaga kerja dibandingkan dengan penyiangan dengan tangan. Meningkatkan volume (jumlah) udara di dalam tanah dan merangsang pertumbuhan akar padi lebih baik. Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan akan membenamkan pupuk ke dalam tanah sehingga pemberian pupuk menjadi lebih efisien.
Cara penyiangan dengan alat gosrok/landak
Dilakukan saat tanaman berumur 10-15 HST. Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai saat tanaman berumur 10-15 HST dan diulang secara berkala 15-25 hari kemudian. Dilakukan pada saat kondisi tanah macak-macak, dengan ketinggian air 2-3 cm. Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan. Dilakukan dua arah yaitu diantara dan di dalam barisan tanaman.
- Pemberian Pupuk Kimia (Urea, SP 36 KCl atau NPK)
Dosis pemupukan secara umum tidak jauh beda dengan padi jenis lain seperti disajikan dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Dosis dan cara pemupukan (menggunakan pupuk Urea, SP 36 dan KCl)
Tahap HST Urea SP-36 KCl
I 5 10 Kg/Ha 75 Kg/Ha 100 Kg/Ha
II 17 40 Kg/Ha 75 Kg/Ha –
III 35 90 Kg/Ha – –
IV 55 (bunting muda) 110 Kg/Ha – –
Total Jumlah 250 Kg 150 Kg/Ha 100 Kg/Ha
Tabel 2
Dosis dan cara pemupukan apabila menggunakan Pupuk Majemuk , Phonska
Tahap HST Urea Phoskha KCl
I 5 0 150Kg/Ha 50 Kg/Ha
II 17 0 150 Kg/Ha 0
III 35 90 Kg/Ha – –
IV 55 (bunting muda) 110 Kg/Ha – –
Total Jumlah 200 Kg 300 Kg/Ha 50 Kg/Ha
- Pencegahan dan Pembrantasan Hama dan Penyakit
Pengendalian Hama
1, Keong Mas
Beri obat Samponen atau Snail Down (perhatikan aturan pakainya) sementara diberi obat, air jangan dibiarkan mengalir dulu. Alur yang tidak ditanami (legowo) di-air-i dan diberi daun pepaya. Keong mas akan berkumpul disekitar daun pepaya.
2. Tikus
Tempatkan 2 ekor kucing liar di sawah agar kucing membunuhnya, memakannya, menekan populasinya. Lakukan pembasmian Tikus secara serentak dapat menggunakan racun yang dianjurkan dinas pertanian atau secara mekanis (goproyakan).
3. Walang Sangit
Walamg sangit menyerang tanaman pada saat padi mulai berisi SUSU: semprot dengan cairan ampas karbit + pestisida (lihat di bab SUNDEP).
Wereng (hijau; coklat, punggung putih) Wereng menyerang di semua umur padi: semprot dengan cairan ampas karbit + pestisida.
4. Ulat Grayak
Cara mengatasinya adalah dengan mengelilingi petak yang akan diobati dengan plastik. Semprot dengan air ampas karbit + pestisida pada malam hari.
5. Cacing tanah pemakan akar (Nematoda)
Bila tanah tampak merah-merah: galilah satu dapur padi, cabut, lihat akarnya. Jika akar tampak putus-putus maka itu adalah akibat dimakan oleh cacing. Carilah cacing yang ciri-cirinya: wujudnya seperti uret, kalau disentuh dia menggulung tubuhnya, cacingnya liat/kenyal. Bila memang cacing seperti itu ditemukan di dapur padi tersebut maka obatnya Furadan/Darmafur, atau Semprot dengan air ampas karbit + pestisida4 tanki (@10 liter) per 0,25 ha. Berikan pupuk cair organik (makanan/nutrisi lewat daun, karena akarnya sedang ”SAKIT”)
6. Belalang
Perlakukan seperti Walang Sangit.
Orong-orong (hama dalam tanah di saat pesemaian)
Berikan furadan atau betties. Tanaman/dapur yang habis terserang hama, kalau diobati dengan baik, biasanya akan memicu pertumbuhan yang lebih dasyat dari sebelumnya.
B. Pembrantasan Penyakit
Daun berwarna kemerahan akibat kekurangan Bahan Organik:
Cukupkan bahan organik tanah. Berikan Pemupukan Ure a/SP-3/KCl haruslah seimbang. Bisa diberi Fungisida (misal: Delsene). Daun berwarna kemerahan akibat kondisi tanah (selain bahan organik): Beri Zeo Kap Kan (ZKK), Dolomit, Kaptan. Jamur yang menyerang buah padi (kuning/hitam/merah) atau Blast (karat daun, bercak2 daun), atau Cendawan yang menyerang batang, atau Busuk Batang. Blast (patah leher): semprot dengan air ampas karbit + Pestisida. Red Strip di daun: jarak tanam 30 x 40 cm (kurangi lembab, jamur), semprot dengan Fujiwan. Wereng dapat menyebarkan virus yang mengakibatkan padi kerdil rumput: kalau ringan atasi dengan cairan ampas karbit. Kalau serangannya berat: gunakan insektisida. Menyemprotkan obat hendaknya dilakukan sore hari, setelah jam 3 sore. Lakukan proteksi penyakit mulai bunting muda sampai masak buah dengan interval setiap 7 hari.