Pada Musim Tanam padi yang ke dua masyarakat biasanya mengolah lahan tanah yang di miliki dengan cara di sawah di sebabkan air untuk menggarap tanah masih sangat mencukupi karena masih banyak curah hujan. Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur.
Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman.
Agar memberikan hasil maksimal, lahan sawah haruslah diolah secara baik. Pengolahan lahan yang baik sebelum padi di tanami adalah salah satu kunci utama dari keberhasilan panen. Pengolahan lahan yang di peruntukan bagi tanaman padi sangatlah penting untuk diperhatikan. Karena lahan sawah (tanah sawah) merupakan tempat mengambil cadangan hara yang dibutuhkan bagi tanaman padi. Oleh karena itu, pertumbuhan tanaman padi diantaranya akan dipengaruhi oleh sejauh mana proses pengolahan yang dilaksanakan sebelum di tanami.
Proses Pembajakan Lahan Persawahan
Pengolahan pertama dilakukan dengan cara membajak. Pembajakan bisa dengan cara tradisional maupun modern. Cara tradisional menggunakan bajak/singkal dengan bantuan tenaga sapi atau kerbau sedangkan cara modern menggunakan bajak traktor tangan. Proses pembajakan ini dilakukan dengan cara membalikkan lapisan olah tanah agar sisa – sisa tanaman seperti rumput, dan jerami dapat terbenam. Setelah tanah dibajak, maka dibiarkan beberapa hari, agar terjadi proses fermentasi untuk membusukkan sisa tanaman dan jerami di dalam tanah. Selama proses tersebut sebaiknya ditambahkan bahan organik atau pupuk kandang lainnya.
Tujuannya agar kandungan hara dan pertumbuhan mikroba dalam tanah dapat meningkat. Disamping itu, penggunaan bahan organik dan pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah serta faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia (anorganik). Gunakan bahan organik atau pupuk kandang sebanyak 2-3 ton/ha. Bahan organik atau pupuk kandang tersebut antara lain berupa kompos, jerami, kotoran sapi atau ayam, pupuk hijau dan pupuk organik lainnya. Pupuk kandang dan sumber organik lainnya digunakan pada saat pengolahan lahan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kadar bahan organik tanah.
Setelah selesai pengolahan pertama dilanjutkan dengan pengolahan kedua. Dalam pengolahan kedua ini dilakukan proses penggemburan atau proses pencampuran antara bahan organik dengan tanah. Proses ini dimaksudkan agar bahan organik dapat menyatu dengan lapisan olah tanah. Usahakan selama pengolahan ini pasokan air agar mencukupi. Jangan terlalu kering dan jangan terlalu basah.
Proses pencampuran ini dilakukan sampai bahan organik benar-benar menyatu dan melumpur dengan lapisan olah tanah. Proses selanjutnya permukaan tanah diratakan dengan bantuan alat berupa papan kayu yang ditarik sapi atau kerbau (tradisional). Atau, dengan menggunakan traktor tangan (modern). Proses ini dimaksudkan agar lapisan olah tanah benar-benar siap untuk ditanami padi pada saat tandur dilaksanakan.
Proses pengolahan lahan ini waktunya disesuaikan dengan persiapan persemaian, agar tidak terjadi keterlambatan pada saat pindah tanam. Waktu yang ideal berkisar antara 15 – 21 hari.
KUNJUNGI WEBSITE KAMI UNTUK MENDAPATKAN INFOMASI BERAGAM BENIH PADI (KLIK DISINI)