Globalisasi ekonomi telah berdampak pada suatu keharusan bahwa pada pola pendekatan pembangunan pertanian ke depan, diarahkan kepada “Paradigma Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” yang berada dalam konteks pembangunan manusia. Paradigma pembangunan pertanian ini, bertumpu pada kemampuan bangsa untuk mewujudkan kesejahteraaan masyarakat dengan kemampuan sendiri, dengan memperhatikan potensi kelestarian lingkungannya (Sumodiningrat, 2000).
Ketahanan sektor pertanian dalam menghadapi krisis menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir dari para perencana pembangunan di Negara-negara yang sedang berkembang. Jika semula industrialisasi diandalkan sebagai suatu model pembangunan yang akan mampu memecahkan masalah keterbelakangan Negara-negara tersebut, pembangunan sektor pertanian kemudian menjadi harapan baru dalam pembangunan di Negara dunia ketiga.
Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), sebagai bagian dari implementasi pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan pertanian (termasuk pembangunan perdesaan) yang berkelanjutan merupakan isu penting strategis yang menjadi perhatian dan pembicaraan disemua negara dewasa ini. Pembangunan pertanian berkelanjutan selain sudah menjadi tujuan, tetapi juga sudah menjadi paradigma pola pembangunan pertanian.
Baca Juga :
6 Tips Menanam Cabe Rawit
Konsep pertanian modern tidak hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan spesies pertanian, akan tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara optimalisasi usaha tani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu.
Konsep pertumbuhan yang berorientasi ekonomi dengan melakukan suntikan besar – besaran terhadap berbagai peningkatan usaha tani mulai dari subsidi harga pupuk, pemberian bibit cuma-cuma, memperkenalkan teknologi usaha produksi pertanian hingga gencarnya penyuluhan pertanian yang membawa perubahan radikal di komunitas petani untuk beralih dari pola pertanian tradional (subsisten) ke pertanian modern.
Sistem pertanian hidroponik mungkin bisa menjadi salah satu solusi untuk tetap bercocok tanam di lahan yang terbatas. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik )
Jika tertarik mengembangkan pertanian ala hidroponik maka beberapa bahan yang perlu Anda persiapkan antara lain :
- Tray untuk penyemaian
- Arang sekam
- Benih selada
- kangkung atau sesuai keinginan
- Plastik hitam atau polybag. Cara menanamnya
- Masukkan arang sekam kedalam tray
- Masukkan benih satu persatu kedalam lubang tanam
- Taburkan lagi arang sekam untuk menutupi benih cukup tipis-tipis saja
- Siram benih dengan menggunakan sprayer agar media tidak terhambur kemana mana
- Tutup dengan plastik hitam selama dua hari
- Setelah 2 hari, buka tutup plastik. Biasanya benih sudah tumbuh
- Bibit dikenakan cahaya matahari (jangan terlalu terik)
- Lakukan penyiraman rutin sampai 2 minggu, lalu pindahkan tanamannya