Urban Farming adalah praktik budidaya, pemrosesan, dan disribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura.
Dalam arti luas, pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Pada praktiknya pertanian Urban Farming saat ini di kota kota besar mengarah pada pembangunan pertanian yang mempunyai nilai estetik dan mempunyai nilai manfaat lebih luas untuk psikologi dan lingkungan.
Urban farming adalah konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan, yang berbeda ada pada pelaku dan media tanamnya.
Pertanian konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi, sedangkan urban farming lebih pada karakter pelakunya yakni masyarakat urban dan telah menjadi gaya hidup karena semakin tinggi kesadaran masyarakat urban untuk menjalani gaya hidup sehat.
Urban farming yang berarti bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan dianggap beriringan dengan keinginan masyarakat kota untuk menjalani gaya hidup sehat.
Hasil panen dari urban farming lebih menyehatkan lantaran sepenuhnya menerapkan sistem penanaman organik yang tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintesis.
Baca Juga :
Sukses Menanam Semangka di Musim Kemarau (klik disini)
Konsep urban farming lantas menawarkan solusi dengan menciptakan lahan terbuka hijau ditengah padatnya bangunan perkotaan. Urban farming dapat mengelola wilayah perkotaan yang tercemar menjadi lingkungan yang nyaman dan sehat untuk ditinggali.
Akses secara ekonomi maupun geografi kepada bahan pangan bernutrisi, adalah salah satu perspektif dalam pertanian urban. Urban farming memang dapat dilakukan di tengah keterbatasan, namun urban farming memiliki dampak yang besar bagi kelangsungan hidup masyarakat kota.
Dampak negatif yang sama besarnya juga bisa terjadi apabila penerapan urban farming tidak dilakukan secara baik dan optimal, tapi urban farming dapat membawa hasil yang lebih besar di daerah – daerah yang lebih kecil.
Dengan meningkatnya populasi dunia di kawasan urban, kebutuhan terhadap bahan pangan yang segar dan aman semakin meningkat.
Wilayah yang memiliki kerawanan pangan akan memiliki pilihan yang terbatas kepada bahan pangan karena keterbatasan akses, dan masyarakatnya akan cenderung memilih makanan terproses seperti makanan cepat saji atau makanan dalam kemasan yang diproduksi oleh industri, dan yang memiliki kalori tinggi dan nutrisi rendah, hal ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes.
SALAM ORGANIK!!!