Apa Itu ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) ?​

ZPT merupakan kepanjangan dari zat pengatur tumbuh dan memiliki istilah asing yaitu PGR (Plant Growth Regulator). ZPT mengandung hormon, secara alami terdapat pada bagian tumbuhan baik pada akar, daun batang , maupun buah. Pemberian ZPT pada tanaman berpengaruh nyata untuk memacu, menghambat atau merubah pertumbuhan, perkembangan dan pergerakan tanaman.
Pada jaman dahulu hormon hanya dihasilkan oleh tanaman saja namun dengan berkembangnya jaman maka hormon tersebut dibuat oleh manusia dan dikenal dengan ZPT kinetik. ZPT yang diproduksi oleh MSG 3 terdiri dari Auksin, Sitokinin dan Giberelin, dari masing-masing ZPT tersebut memiliki fungsi berbeda-beda, oleh karenanya penggunaanya harus tepat untuk tumbuhan.

ZPT

ZPT MSG 3

Auksin adalah hormon tanaman yang berasal dari asam amino triptofan. Auksin mungkin salah satu dari banyak molekul, tetapi semua molekul auksin terlibat dalam semacam regulasi seluler. Molekul auksin adalah salah satu dari lima jenis utama hormon tumbuhan. Kelompok utama lainnya adalah giberelin, sitokinin, etilena, dan asam absisat. Auksin adalah yang pertama dari kelompok-kelompok ini yang diidentifikasi, dan secara kimia terisolasi pada tahun 1930-an.

Auksin yang paling luas adalah asam indol asetat, atau hanya IAA. IAA adalah auksin yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman. Dalam mempelajari molekul auksin, ilmuwan telah mampu menciptakan struktur serupa, yang disebut regulator pertumbuhan sintetis. Auksin “palsu” juga merangsang pertumbuhan tanaman dan telah digunakan dalam banyak aplikasi pertanian dan komersial.

Hormon auksin berfungsi:

  1. Mempercepat pertumbuhan akar dan batang
  2. Membantu proses pembelahan sel
  3. Mepercepat proses perkecambahan
  4. Menghambat kerontokan buah
  5. Merangsang kambium dan pembentukan jaringan
  6. Mempercepat proses pematangan buah
  7. Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit

Auksin mempengaruhi banyak proses seluler yang berbeda. Pada tingkat molekul, molekul auksin dapat mempengaruhi aliran sitoplasma, pergerakan cairan dalam sel, dan bahkan aktivitas berbagai enzim. Ini memberi auksin kontrol langsung atas pertumbuhan, perkembangan, dan proliferasi sel-sel individual di dalam tanaman. Gradasi auksin secara langsung mempengaruhi proses seperti inisiasi bunga, perkembangan buah, dan bahkan umbi dan pembentukan ubi. Bahkan setiap hari, kadar auksin mempengaruhi proses seperti fototropisme, yang memungkinkan tanaman untuk mengikuti matahari dan mendapatkan energi paling banyak. Auksin mengontrol proses ini dengan berkonsentrasi di sisi tanaman jauh dari matahari. Ini menyebabkan perubahan sel, yang membelokkan tanaman ke arah cahaya.

Fitur penting lainnya, auksin menyediakan banyak tanaman dengan dominasi apikal. Dominasi apikal terbentuk ketika meristem tunggal tumbuh lebih cepat dan lebih efisien. Akhirnya, auksin yang dilepaskan dari meristem ini menghambat tunas baru dari tunas di bawahnya. Jika batangnya terputus, banyak tunas baru akan meletus di bawah batang, karena gradien auksin terganggu dan sistem harus membuat tunas baru. Gradien Auksin, ketika terjadi, menentukan seberapa cepat ruas tumbuh, yang menentukan tinggi tanaman. Ketika mendiskusikan fungsi molekul auksin pada tumbuhan, hampir lebih mudah dengan mendiskusikan hal-hal yang tidak mereka kendalikan.

Beberapa ilmuwan bahkan telah membahas sistem transportasi kutub-auksin seperti pengambilan tanaman pada sistem saraf. Cara molekul auksin bergerak dari sel ke sel sangat mirip dengan bagaimana sinyal saraf dikirim ke seluruh tubuh hewan. Molekul auksin mempengaruhi berbagai jaringan, dan biasanya diubah menjadi auksin lain. Sebuah “sinyal kembali” kemudian dapat dihasilkan. Dengan cara ini, dengan menggunakan berbagai versi auksin dan hormon tanaman lainnya, tanaman dapat memiliki sistem saraf yang layak untuk merespon rangsangan eksternal.

Struktur

Molekul auksin asli biasanya berasal dari triptofan asam amino. Asam amino ini memiliki cincin karbon enam sisi, melekat pada cincin 5-sisi yang mengandung karbon. Cincin 5-sisi ini memiliki gugus yang terpasang. Satu-satunya perbedaan antara sebagian besar molekul auksin dan triptofan adalah apa yang melekat pada cincin ini. Auksin IAA yang umum dapat dilihat di bawah ini.

Asam 4-Chloroindole-3-acetic

Asam 4-Chloroindole-3-acetic

Untuk membuat molekul ini, dua enzim diperlukan untuk bertindak pada triptofan. Pertama, transferase amino menghilangkan nitrogen dan hidrogen dari rantai samping yang menempel pada cincin 5-sisi. Kemudian, enzim dekarboksilase menghilangkan gugus karboksil, hanya menyisakan COOH. Ion klorida menempel pada cincin enam sisi, dan IAA lahir. Kebanyakan auksin adalah turunan dari molekul ini.

Analog Sintetis Auksin

Setelah mempelajari struktur molekul auksin alami, ilmuwan dengan mudah mampu menghasilkan molekul yang mirip dengan auksin alami. Analog auksin Sintetis ini memiliki banyak aplikasi. Mereka dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan tanaman tertentu. Perawatan auksin sintetis digunakan pada banyak stek tanaman, untuk menginduksi proses rooting. Dengan cara ini, ilmuwan dapat membuat klon tanaman dengan mengambil stek, dan menumbuhkan stek ke seluruh tanaman.

1-Naphthaleneacetic acid (NAA) adalah bahan kimia perak yang datang dari auksin sintetis. Auksin palsu ini dipasarkan ke tukang kebun biasa. Meskipun ada beberapa masalah keamanan dan penanganan, molekul auksin palsu telah digunakan sejak tahun 1940-an untuk merangsang pertumbuhan stek. Ilmuwan juga menemukan bahwa molekul auksin bisa memiliki sifat anti-pertumbuhan juga. Auxin sintetis 2,4-D (Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat), adalah pembunuh gulma yang umum. Molekul mirip auksin ini hanya mempengaruhi spesies gulma berdaun lebar. Ini berarti itu dapat diterapkan di sekitar rumput, padang rumput, dan tanaman lanskap lainnya tanpa mempengaruhi mereka. Namun, dalam tanaman berdaun lebar itu menyebabkan pertumbuhan yang cepat di semua tempat yang salah. Tanaman cepat mati. Ada banyak senyawa auksin sintetis lainnya, yang memiliki berbagai penggunaan yang dipasarkan.

Hormon Sitokinin merupakan hormon yang juga diproduksi oleh tumbuhan. Sama seperti auksin dan giberelin, hormon ini pun mempunyai pengaruh besar terhadap proses dan laju pertumbuhan tanaman. Pengaruh apa yang diberikan sitokinin tersebut? Bagaimana cara kerja sitokinin dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman? Berikut merupakan penjelasan mengenai hormon sitokinin pada tumbuhan mulai dari sejarah penemuannya hingga fungsi-fungsinya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
 
Sejarah Penemuan Hormon Sitokinin
Sitokinin pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an. Sitokinin ditemukan pada buah kelapa yang belum matang. Penelitian yang dilakukan oleh Johannes van Overbeek ini mendapatkan informasi bahwa embrio tumbuhan tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air kelapa serta informasi bahwa sitokinin ini berperan dalam memicu pembelahan sitoplasma (sitokinensis). Tahun 1950-an dilakukan pengamatan terhadap empulur tembakau atau floem akar wortel yang meliputi pengamatan pembelahan sel kalus. Dari pengamatan tersebut diperoleh suatu zat yang diidentifikasi sebagai 6-furfurilamino purin dan dikenal sebagai kinetin. Pada tumbuhan tingkat tinggi, sitokinin dipisahkan pada endosperm yang seperti susu pada biji jagung muda di tahun 1964 dan diberi nama zeatin. Secara alami, terdapat kinin sebagai konjugasi gula dan ion fosfat.
 
 
Jenis-jenis Hormon Sitokinin
Sitokinin alami dihasilkan oleh jaringan yang masih tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang dihasilkan di akar diangkut ke bagian atas tumbuhan yang masih muda melalui xilem. Sitokinin terbagi dua yaitu:
 
1. Tipe adenin. Tipe adenin ini diproduksi pada bagian perakaran, jaringan kambium dan bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah. Misalnya kinetin, zeatin dan BAP (Benzyl Amino Purin) 
2. Tipe fenilurea. Tipe ini biasanya tidak dibentuk oleh tumbuhan. Misalnya difeniluera, tidiazuron (TDZ) 
 
Mekanisme Kerja Hormon Sitokinin
Sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung disebut dengan zeatin. Selain sitokinin alami, terdapat pula sitokinin sintesis, seperti kinetin dan benziladenin. Sama halnya dengan giberelin, sitokinin juga berkeja sama dengan auksin dalam berbagai proses fisiologis pada tumbuhan. Diproduksi di ujung akar dan ditranslokasikan melalui pembuluh xilem. Jumlah sitokinin terbesar terdapat pada daerah meristematik dan jaringan yang berkembang secara berkelanjutan, seperti akar, daun muda, pengembangan buah dan biji. Sitokinin bekerja berlawanan dengan auksin pada proses fisiologis tumbuhan. Variasi konsentrasi sitokinin dan auksin akan menyebabkan perbedaan pada pertumbuhan. Contohnya: Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin, yang terjadi adalah pertumbuhan tunas dan daun. Jika konsentrasi sitokinin relatif sama dengan konsentrasi auksin, maka tunas, akar dan batang tumbuh seimbang. Jika konsentrasi sitokinin lebih kecil dari auksin, yang terjadi adalah pembentukan akar akan lebih aktif.
 
 
Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena pada dasarnya sitokinin mampu menghentikan dominasi pertumbuhan apikal dan merangsang pertumbuhan lateral.
 
 
Fungsi Hormon Sitokinin
Kinerja sitokinin selalu dibantu dengan auksin. Jika hanya ada sitokinin tanpa auksin maka tidak dapat terjadi perangsangan terhadap proses pembelahan sel. Namun jika sitokinin bekerja bersama auksin maka akan merangsang terjadinya pembelahan dan diferensiasi sel. Selain itu fungsi hormon sitokinin juga berpengaruh terhadap, pembelahan sel hormon sitokinin terdapat pada sel-sel yang sedang aktif membelah dalam jumlah yang besar. Pada beberapa tumbuhan, sitokinin dapat meningkatkan pembukaan stomata. Menghambat proses penuaan pada daun. Pertumbuhan kuncup lateral sehingga menurunkan dominasi pucuk apikal. Memacu membukanya stomata pada beberapa jenis tumbuhan. Mempengaruhi morfogenesis pada teknik kultur jaringan. Mempengaruhi perkembangan kloroplas. Pemberian sitokinin dapat memicu peningkatan kadar klorofil, mampu meningkatkan konversi etioplast ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.

Hormon Giberelin salah satu fungsinya bagi tumbuhan adalah membantu dalam proses pembentukan buah dan biji. Tumbuhan akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, dimana pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran tanaman tersebut yang bisa diukur dengan alat ukur , sedangkan perkembangan merupakan bagaimana setiap fungsi organ tanaman tersebut bekerja sesuai tahapannya yang tidak dapat diukur dengan alat ukur. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yaitu faktor internal dan eksternal. Dimana Faktor Eksternal Pertumbuhan mencakup suhu , air dan mineral, dan cahaya matahari. Sedangkan Faktor Internal Pertumbuhan antara lain Gen , Enzim dan ang terakhir Hormon. Dari faktor-faktor tersebut yang paling berperan penting yaitu hormon. Salah satu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu hormon giberelin. Berikut penjelasan mengenai hormon giberelin.

Sejarah pertamanya ditemukan hormon ini adanya penelitian dari Jepang  sedang menyelidiki penyebab dari “bakanae” (bibit bodoh ) yang menyebabkan panen bibit dari Jepang menurun. Tidak hanya di Jepang di Taiwan dan Asia terdapat hal serupa , semua bibit menjadi kuning pucat , bibit memanjang dengan daun ramping dan akar terhambat , banyak tanaman yang mati kalaupun hidup disertai penyakit-penyakit tanaman.

Bakanae ini disebabkan oleh infeksi jamur milik genus Fusarium. Setelah diketahui beberapa penyebab berbagai penelitian dilakukan di Amerrika srikat , Jepang , Taiwan dan Asia , dari penelitian tersebut mengembangkan campuran senyawa-senyawa untuk menghasilkan hormon yang meningkatkan kualitas tanaman. Sehingga pada tahun 1968 J. Mac Milla dan N Takahasashi mencapai kesepakatan bahwa semua giberilin harus diberi nomor sebagai giberilin A1-x terlepas dari asal-usul mereka, karena sebelum tahun tersebut terdapat berbagai jenis hormon giberelin yang berbeda-beda labelnya.  Selama 20 tahun terakhir dengan menggunakan teknik modern giberelin banyak yang telah diidentifikasi.

Pengertian Hormon giberelin

Giberelin atau Asam Giberelat (GA), merupakan suatu hormon yang mampu merangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella Fujikuroi atau Fusarium moniliforme , aplikasi yang dapat memicu munculnya pertumbuhan bunga dan pembungaan secara bersamaan (Seperti GA3 yang  tergolong di hormon perangsang pertumbuhan golongan gas.

Selain itu hormon giberelin merupakan salah satu hormon yang sangat berperan pening dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Seringkali hormone giberelin di berikan pada tanaman yang tergolong kerdil. Didalam hormon tersebut harus memenuhi persyaratan tersendiri yaitu senyawa organik yang dihasilkan oleh tanaman sendiri, harus dapat ditranslokasikan, tempat sintesis dan kerja berbeda dan mampu aktif dalam konsentrasi yang rendah.

Fungsi Hormon Giberelin

Hormon giberelin memiliki beberapa fungsi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Berikut mengenai beberapa fungsi dari hormon giberelin :

  1. Pemanjangan batang

Pada batang hormon giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel batang. Selain hormon giberelin yang berperan alam pemanjangan batang ini terdapat hormon lain yaitu hormon auksin. Pada pemberian giberelin ini dapat diberikan pada tanaman yang kerdil, yang akan memacu tanaman yang kerdil utuk tumbuh. Ketika giberelin diberikan maka tumbuhan beralih ke pertumbuhan organ reproduktif dan terjadi lonjakan giberelin yang akan memacu pertambahan batang lebih cepat.

  1. Pembentukan buah tanpa biji

Saat melakukan  penyemprotan hormon giberelin pada  tanaman yang berkembang menyebabkan biji tidak tumbuh. Salah satu hormon yang akan membuat buah tanpa biji ini yaitu hormon giberelin , hal ini sudah di aplikasikan pada buah tertentu misalnya anggur. Hal ini sering disebut dengan partenokarpi dimana pertenokarpi yaitu pembentukan buah tanpa biji. Selain untuk menghambat pertumbuhan biji hormon giberelin juga mampu merangsang produksi buah yang lebih banyak serta mampu mempertahankan kondisi buah dari pembusukan setelah buah tersebut dipanen.

  1. Pembungaan atau perkembangbiakan

Salah satu fungsi giberelin pada bunga yaitu mampu merangsang proses pembungaan pada tanaman berbunga. Saat kondisi lingkungan yang tidak stabil biasanya cenderung membuat batang pada tumbuhan tidak beruas panjang yang mengakibatkan bunga tidak tumbuh. Giberelin sangat berperan paa kondisi tersebut , dimana saat diberikan hormon giberelin ini maka akan memicu pertumbuhan batang lebih panjang yang nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan bunga.

  1. Perkecambahan

Giberelin diprcaya dapat mematahkan dormansi pada biji . Hormon giberelin ini merangsang biji untuk berkecambah yang ditandai dengan munculnya koleoptil pada biji, radikula (bakal akar) dan plumula( bakal batang serta daun). Unuk mendukung proses perkecambahan dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus oleh tumbuhan seperti faktor cahaya dan suhu.

  1. Pertumbuhan buah

Salah satu fungsi hormon pada giberelin yaitu merangsang pertumbuhan buah . Untuk merangsang pertumbuhan buah ini tidak hanya pengaruh hormon giberelin melainkan pengaruh dari hormon auksin. Perbedaan kualitas dan ukuran buah pada tanaman yang diberi hormon dan tidak , sangat signifikan. Biasanya tanaman yang diberi hormon giberelin cenderung lebih besar dan terhindar dari penyakit.

  1. Mampu memecah senyawa amilum untuk menghasilkan senyawa glukosa
  2. Meninggikan tumbuhan kerdil menjadi tumbuhan normal

Hormon giberelin terletak pada berbagai struktur tanaman.

Berikut letak Hormon Giberelin

  1. Biji

Biji merupakan salah satu komponen pada tanaman yang digunakan sebagai unit penyebaran perbanyakan tanaman secara alamiah. Akan tetapi terdapat kondisi tertentu yang tidak mempunyai biji maupun dalam pertumbuhan bijinya melambat.  Dimana di dalam biji terdapat ormon giberelin yang dapat mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan biji. Jika didalam biji tidak terdapat hormon tersebut maka tumbuhan akan mengalami perlambatan fungsi , untuk menanggulangi kasus tersebut kita dapat menambahkan hormon giberelin tersebut pada tanaman.

  1. Daun

Daun merupakan bagian tumbuhan yang digunakan untuk tempat berlangsungnya fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tumbuhan.Selain itu daun juga berfungsi untuk proses pertukaran karbondioksida dan oksigen , mengatur proses transpirasi atau penguapan bila tumbuhan kekurangan atau kelebihan air, dan daun juga berfungsi pada proses perkembangbiakan secara vegetatif. Hormon yang berperan pada daun tanaman tersebut salah satunya yaitu hormon giberelin , jikan daun kekurangan hormon tersebut maka akan menyebabkan kemunduran dari fungsi-fungsi daun tanaman.

  1. Akar

Akar merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama yaitu guna menghisap air dan garam mineral dalam darah. Akar juga mengalami pertumbuhan setiap harinya yang dipengaruhi oleh hormon giberelin.Setiap tumbuhan memiliki bentuk akar yang berbeda-beda sesuai dengan daerah hidupnya dan sesuai dengan kebutuhan masin-masing tanaman. Terdapat 2 jenis akar yaitu akar tunggang dan serabut dmana akar tunggang biasanya cenderung pada tanaman-tanaman besar yang hidup didaerah tanah yang kering sedangkan akarserabut biasanya terdapat pdaa tumbuhan yang hidup di daerah tanah yang lembab dan subur seperti di sawah.

  1. Bunga

Bunga merupakan salah satu bagian pada tanaman yang berperan dalam perkembangbiakkan tumbuhan tersebut. Bunga ini memiliki karakteristik bentuk , dan warna yang khas dimana memiiki bau yang wangi. Salah satu fungsi hormon giberelin yaitu untuk meningkatkan proses penyerbukan.

Fungsi ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) MSG 3

Auksin adalah hormon tanaman yang berasal dari asam amino triptofan. Auksin mungkin salah satu dari banyak molekul, tetapi semua molekul auksin terlibat dalam semacam regulasi seluler. Molekul auksin adalah salah satu dari lima jenis utama hormon tumbuhan. Kelompok utama lainnya adalah giberelin, sitokinin, etilena, dan asam absisat. Auksin adalah yang pertama dari kelompok-kelompok ini yang diidentifikasi, dan secara kimia terisolasi pada tahun 1930-an.

Auksin yang paling luas adalah asam indol asetat, atau hanya IAA. IAA adalah auksin yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman. Dalam mempelajari molekul auksin, ilmuwan telah mampu menciptakan struktur serupa, yang disebut regulator pertumbuhan sintetis. Auksin “palsu” juga merangsang pertumbuhan tanaman dan telah digunakan dalam banyak aplikasi pertanian dan komersial.

Hormon auksin berfungsi:

  1. Mempercepat pertumbuhan akar dan batang
  2. Membantu proses pembelahan sel
  3. Mepercepat proses perkecambahan
  4. Menghambat kerontokan buah
  5. Merangsang kambium dan pembentukan jaringan
  6. Mempercepat proses pematangan buah
  7. Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit

Auksin mempengaruhi banyak proses seluler yang berbeda. Pada tingkat molekul, molekul auksin dapat mempengaruhi aliran sitoplasma, pergerakan cairan dalam sel, dan bahkan aktivitas berbagai enzim. Ini memberi auksin kontrol langsung atas pertumbuhan, perkembangan, dan proliferasi sel-sel individual di dalam tanaman. Gradasi auksin secara langsung mempengaruhi proses seperti inisiasi bunga, perkembangan buah, dan bahkan umbi dan pembentukan ubi. Bahkan setiap hari, kadar auksin mempengaruhi proses seperti fototropisme, yang memungkinkan tanaman untuk mengikuti matahari dan mendapatkan energi paling banyak. Auksin mengontrol proses ini dengan berkonsentrasi di sisi tanaman jauh dari matahari. Ini menyebabkan perubahan sel, yang membelokkan tanaman ke arah cahaya.

Fitur penting lainnya, auksin menyediakan banyak tanaman dengan dominasi apikal. Dominasi apikal terbentuk ketika meristem tunggal tumbuh lebih cepat dan lebih efisien. Akhirnya, auksin yang dilepaskan dari meristem ini menghambat tunas baru dari tunas di bawahnya. Jika batangnya terputus, banyak tunas baru akan meletus di bawah batang, karena gradien auksin terganggu dan sistem harus membuat tunas baru. Gradien Auksin, ketika terjadi, menentukan seberapa cepat ruas tumbuh, yang menentukan tinggi tanaman. Ketika mendiskusikan fungsi molekul auksin pada tumbuhan, hampir lebih mudah dengan mendiskusikan hal-hal yang tidak mereka kendalikan.

Beberapa ilmuwan bahkan telah membahas sistem transportasi kutub-auksin seperti pengambilan tanaman pada sistem saraf. Cara molekul auksin bergerak dari sel ke sel sangat mirip dengan bagaimana sinyal saraf dikirim ke seluruh tubuh hewan. Molekul auksin mempengaruhi berbagai jaringan, dan biasanya diubah menjadi auksin lain. Sebuah “sinyal kembali” kemudian dapat dihasilkan. Dengan cara ini, dengan menggunakan berbagai versi auksin dan hormon tanaman lainnya, tanaman dapat memiliki sistem saraf yang layak untuk merespon rangsangan eksternal.

Struktur

Molekul auksin asli biasanya berasal dari triptofan asam amino. Asam amino ini memiliki cincin karbon enam sisi, melekat pada cincin 5-sisi yang mengandung karbon. Cincin 5-sisi ini memiliki gugus yang terpasang. Satu-satunya perbedaan antara sebagian besar molekul auksin dan triptofan adalah apa yang melekat pada cincin ini. Auksin IAA yang umum dapat dilihat di bawah ini.

Asam 4-Chloroindole-3-acetic

Asam 4-Chloroindole-3-acetic

Untuk membuat molekul ini, dua enzim diperlukan untuk bertindak pada triptofan. Pertama, transferase amino menghilangkan nitrogen dan hidrogen dari rantai samping yang menempel pada cincin 5-sisi. Kemudian, enzim dekarboksilase menghilangkan gugus karboksil, hanya menyisakan COOH. Ion klorida menempel pada cincin enam sisi, dan IAA lahir. Kebanyakan auksin adalah turunan dari molekul ini.

Analog Sintetis Auksin

Setelah mempelajari struktur molekul auksin alami, ilmuwan dengan mudah mampu menghasilkan molekul yang mirip dengan auksin alami. Analog auksin Sintetis ini memiliki banyak aplikasi. Mereka dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan tanaman tertentu. Perawatan auksin sintetis digunakan pada banyak stek tanaman, untuk menginduksi proses rooting. Dengan cara ini, ilmuwan dapat membuat klon tanaman dengan mengambil stek, dan menumbuhkan stek ke seluruh tanaman.

1-Naphthaleneacetic acid (NAA) adalah bahan kimia perak yang datang dari auksin sintetis. Auksin palsu ini dipasarkan ke tukang kebun biasa. Meskipun ada beberapa masalah keamanan dan penanganan, molekul auksin palsu telah digunakan sejak tahun 1940-an untuk merangsang pertumbuhan stek. Ilmuwan juga menemukan bahwa molekul auksin bisa memiliki sifat anti-pertumbuhan juga. Auxin sintetis 2,4-D (Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat), adalah pembunuh gulma yang umum. Molekul mirip auksin ini hanya mempengaruhi spesies gulma berdaun lebar. Ini berarti itu dapat diterapkan di sekitar rumput, padang rumput, dan tanaman lanskap lainnya tanpa mempengaruhi mereka. Namun, dalam tanaman berdaun lebar itu menyebabkan pertumbuhan yang cepat di semua tempat yang salah. Tanaman cepat mati. Ada banyak senyawa auksin sintetis lainnya, yang memiliki berbagai penggunaan yang dipasarkan.

Hormon Sitokinin merupakan hormon yang juga diproduksi oleh tumbuhan. Sama seperti auksin dan giberelin, hormon ini pun mempunyai pengaruh besar terhadap proses dan laju pertumbuhan tanaman. Pengaruh apa yang diberikan sitokinin tersebut? Bagaimana cara kerja sitokinin dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman? Berikut merupakan penjelasan mengenai hormon sitokinin pada tumbuhan mulai dari sejarah penemuannya hingga fungsi-fungsinya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
 
Sejarah Penemuan Hormon Sitokinin
Sitokinin pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an. Sitokinin ditemukan pada buah kelapa yang belum matang. Penelitian yang dilakukan oleh Johannes van Overbeek ini mendapatkan informasi bahwa embrio tumbuhan tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air kelapa serta informasi bahwa sitokinin ini berperan dalam memicu pembelahan sitoplasma (sitokinensis). Tahun 1950-an dilakukan pengamatan terhadap empulur tembakau atau floem akar wortel yang meliputi pengamatan pembelahan sel kalus. Dari pengamatan tersebut diperoleh suatu zat yang diidentifikasi sebagai 6-furfurilamino purin dan dikenal sebagai kinetin. Pada tumbuhan tingkat tinggi, sitokinin dipisahkan pada endosperm yang seperti susu pada biji jagung muda di tahun 1964 dan diberi nama zeatin. Secara alami, terdapat kinin sebagai konjugasi gula dan ion fosfat.
 
 
Jenis-jenis Hormon Sitokinin
Sitokinin alami dihasilkan oleh jaringan yang masih tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang dihasilkan di akar diangkut ke bagian atas tumbuhan yang masih muda melalui xilem. Sitokinin terbagi dua yaitu:
 
1. Tipe adenin. Tipe adenin ini diproduksi pada bagian perakaran, jaringan kambium dan bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah. Misalnya kinetin, zeatin dan BAP (Benzyl Amino Purin) 
2. Tipe fenilurea. Tipe ini biasanya tidak dibentuk oleh tumbuhan. Misalnya difeniluera, tidiazuron (TDZ) 
 
Mekanisme Kerja Hormon Sitokinin
Sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung disebut dengan zeatin. Selain sitokinin alami, terdapat pula sitokinin sintesis, seperti kinetin dan benziladenin. Sama halnya dengan giberelin, sitokinin juga berkeja sama dengan auksin dalam berbagai proses fisiologis pada tumbuhan. Diproduksi di ujung akar dan ditranslokasikan melalui pembuluh xilem. Jumlah sitokinin terbesar terdapat pada daerah meristematik dan jaringan yang berkembang secara berkelanjutan, seperti akar, daun muda, pengembangan buah dan biji. Sitokinin bekerja berlawanan dengan auksin pada proses fisiologis tumbuhan. Variasi konsentrasi sitokinin dan auksin akan menyebabkan perbedaan pada pertumbuhan. Contohnya: Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin, yang terjadi adalah pertumbuhan tunas dan daun. Jika konsentrasi sitokinin relatif sama dengan konsentrasi auksin, maka tunas, akar dan batang tumbuh seimbang. Jika konsentrasi sitokinin lebih kecil dari auksin, yang terjadi adalah pembentukan akar akan lebih aktif.
 
 
Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena pada dasarnya sitokinin mampu menghentikan dominasi pertumbuhan apikal dan merangsang pertumbuhan lateral.
 
 
Fungsi Hormon Sitokinin
Kinerja sitokinin selalu dibantu dengan auksin. Jika hanya ada sitokinin tanpa auksin maka tidak dapat terjadi perangsangan terhadap proses pembelahan sel. Namun jika sitokinin bekerja bersama auksin maka akan merangsang terjadinya pembelahan dan diferensiasi sel. Selain itu fungsi hormon sitokinin juga berpengaruh terhadap, pembelahan sel hormon sitokinin terdapat pada sel-sel yang sedang aktif membelah dalam jumlah yang besar. Pada beberapa tumbuhan, sitokinin dapat meningkatkan pembukaan stomata. Menghambat proses penuaan pada daun. Pertumbuhan kuncup lateral sehingga menurunkan dominasi pucuk apikal. Memacu membukanya stomata pada beberapa jenis tumbuhan. Mempengaruhi morfogenesis pada teknik kultur jaringan. Mempengaruhi perkembangan kloroplas. Pemberian sitokinin dapat memicu peningkatan kadar klorofil, mampu meningkatkan konversi etioplast ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.

Hormon Giberelin salah satu fungsinya bagi tumbuhan adalah membantu dalam proses pembentukan buah dan biji. Tumbuhan akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, dimana pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran tanaman tersebut yang bisa diukur dengan alat ukur , sedangkan perkembangan merupakan bagaimana setiap fungsi organ tanaman tersebut bekerja sesuai tahapannya yang tidak dapat diukur dengan alat ukur. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yaitu faktor internal dan eksternal. Dimana Faktor Eksternal Pertumbuhan mencakup suhu , air dan mineral, dan cahaya matahari. Sedangkan Faktor Internal Pertumbuhan antara lain Gen , Enzim dan ang terakhir Hormon. Dari faktor-faktor tersebut yang paling berperan penting yaitu hormon. Salah satu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu hormon giberelin. Berikut penjelasan mengenai hormon giberelin.

Sejarah pertamanya ditemukan hormon ini adanya penelitian dari Jepang  sedang menyelidiki penyebab dari “bakanae” (bibit bodoh ) yang menyebabkan panen bibit dari Jepang menurun. Tidak hanya di Jepang di Taiwan dan Asia terdapat hal serupa , semua bibit menjadi kuning pucat , bibit memanjang dengan daun ramping dan akar terhambat , banyak tanaman yang mati kalaupun hidup disertai penyakit-penyakit tanaman.

Bakanae ini disebabkan oleh infeksi jamur milik genus Fusarium. Setelah diketahui beberapa penyebab berbagai penelitian dilakukan di Amerrika srikat , Jepang , Taiwan dan Asia , dari penelitian tersebut mengembangkan campuran senyawa-senyawa untuk menghasilkan hormon yang meningkatkan kualitas tanaman. Sehingga pada tahun 1968 J. Mac Milla dan N Takahasashi mencapai kesepakatan bahwa semua giberilin harus diberi nomor sebagai giberilin A1-x terlepas dari asal-usul mereka, karena sebelum tahun tersebut terdapat berbagai jenis hormon giberelin yang berbeda-beda labelnya.  Selama 20 tahun terakhir dengan menggunakan teknik modern giberelin banyak yang telah diidentifikasi.

Pengertian Hormon giberelin

Giberelin atau Asam Giberelat (GA), merupakan suatu hormon yang mampu merangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella Fujikuroi atau Fusarium moniliforme , aplikasi yang dapat memicu munculnya pertumbuhan bunga dan pembungaan secara bersamaan (Seperti GA3 yang  tergolong di hormon perangsang pertumbuhan golongan gas.

Selain itu hormon giberelin merupakan salah satu hormon yang sangat berperan pening dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Seringkali hormone giberelin di berikan pada tanaman yang tergolong kerdil. Didalam hormon tersebut harus memenuhi persyaratan tersendiri yaitu senyawa organik yang dihasilkan oleh tanaman sendiri, harus dapat ditranslokasikan, tempat sintesis dan kerja berbeda dan mampu aktif dalam konsentrasi yang rendah.

Fungsi Hormon Giberelin

Hormon giberelin memiliki beberapa fungsi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Berikut mengenai beberapa fungsi dari hormon giberelin :

  1. Pemanjangan batang

Pada batang hormon giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel batang. Selain hormon giberelin yang berperan alam pemanjangan batang ini terdapat hormon lain yaitu hormon auksin. Pada pemberian giberelin ini dapat diberikan pada tanaman yang kerdil, yang akan memacu tanaman yang kerdil utuk tumbuh. Ketika giberelin diberikan maka tumbuhan beralih ke pertumbuhan organ reproduktif dan terjadi lonjakan giberelin yang akan memacu pertambahan batang lebih cepat.

  1. Pembentukan buah tanpa biji

Saat melakukan  penyemprotan hormon giberelin pada  tanaman yang berkembang menyebabkan biji tidak tumbuh. Salah satu hormon yang akan membuat buah tanpa biji ini yaitu hormon giberelin , hal ini sudah di aplikasikan pada buah tertentu misalnya anggur. Hal ini sering disebut dengan partenokarpi dimana pertenokarpi yaitu pembentukan buah tanpa biji. Selain untuk menghambat pertumbuhan biji hormon giberelin juga mampu merangsang produksi buah yang lebih banyak serta mampu mempertahankan kondisi buah dari pembusukan setelah buah tersebut dipanen.

  1. Pembungaan atau perkembangbiakan

Salah satu fungsi giberelin pada bunga yaitu mampu merangsang proses pembungaan pada tanaman berbunga. Saat kondisi lingkungan yang tidak stabil biasanya cenderung membuat batang pada tumbuhan tidak beruas panjang yang mengakibatkan bunga tidak tumbuh. Giberelin sangat berperan paa kondisi tersebut , dimana saat diberikan hormon giberelin ini maka akan memicu pertumbuhan batang lebih panjang yang nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan bunga.

  1. Perkecambahan

Giberelin diprcaya dapat mematahkan dormansi pada biji . Hormon giberelin ini merangsang biji untuk berkecambah yang ditandai dengan munculnya koleoptil pada biji, radikula (bakal akar) dan plumula( bakal batang serta daun). Unuk mendukung proses perkecambahan dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus oleh tumbuhan seperti faktor cahaya dan suhu.

  1. Pertumbuhan buah

Salah satu fungsi hormon pada giberelin yaitu merangsang pertumbuhan buah . Untuk merangsang pertumbuhan buah ini tidak hanya pengaruh hormon giberelin melainkan pengaruh dari hormon auksin. Perbedaan kualitas dan ukuran buah pada tanaman yang diberi hormon dan tidak , sangat signifikan. Biasanya tanaman yang diberi hormon giberelin cenderung lebih besar dan terhindar dari penyakit.

  1. Mampu memecah senyawa amilum untuk menghasilkan senyawa glukosa
  2. Meninggikan tumbuhan kerdil menjadi tumbuhan normal

Hormon giberelin terletak pada berbagai struktur tanaman.

Berikut letak Hormon Giberelin

  1. Biji

Biji merupakan salah satu komponen pada tanaman yang digunakan sebagai unit penyebaran perbanyakan tanaman secara alamiah. Akan tetapi terdapat kondisi tertentu yang tidak mempunyai biji maupun dalam pertumbuhan bijinya melambat.  Dimana di dalam biji terdapat ormon giberelin yang dapat mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan biji. Jika didalam biji tidak terdapat hormon tersebut maka tumbuhan akan mengalami perlambatan fungsi , untuk menanggulangi kasus tersebut kita dapat menambahkan hormon giberelin tersebut pada tanaman.

  1. Daun

Daun merupakan bagian tumbuhan yang digunakan untuk tempat berlangsungnya fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tumbuhan.Selain itu daun juga berfungsi untuk proses pertukaran karbondioksida dan oksigen , mengatur proses transpirasi atau penguapan bila tumbuhan kekurangan atau kelebihan air, dan daun juga berfungsi pada proses perkembangbiakan secara vegetatif. Hormon yang berperan pada daun tanaman tersebut salah satunya yaitu hormon giberelin , jikan daun kekurangan hormon tersebut maka akan menyebabkan kemunduran dari fungsi-fungsi daun tanaman.

  1. Akar

Akar merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama yaitu guna menghisap air dan garam mineral dalam darah. Akar juga mengalami pertumbuhan setiap harinya yang dipengaruhi oleh hormon giberelin.Setiap tumbuhan memiliki bentuk akar yang berbeda-beda sesuai dengan daerah hidupnya dan sesuai dengan kebutuhan masin-masing tanaman. Terdapat 2 jenis akar yaitu akar tunggang dan serabut dmana akar tunggang biasanya cenderung pada tanaman-tanaman besar yang hidup didaerah tanah yang kering sedangkan akarserabut biasanya terdapat pdaa tumbuhan yang hidup di daerah tanah yang lembab dan subur seperti di sawah.

  1. Bunga

Bunga merupakan salah satu bagian pada tanaman yang berperan dalam perkembangbiakkan tumbuhan tersebut. Bunga ini memiliki karakteristik bentuk , dan warna yang khas dimana memiiki bau yang wangi. Salah satu fungsi hormon giberelin yaitu untuk meningkatkan proses penyerbukan.

Kandungan ZPT MSG 3

Kandungan ZPT MSG 3 adalah murni Zat Pengatur Tumbuh tanpa ada tambahan bahan lain sehingga akan lebih mudah untuk mengatur dosis.

Kandungan bahan aktif 10 mg per 100 ml

Cara Pemakaian ZPT MSG 3

Pembuatan larutan ZPT ( auksin, gibrelin, sitokinin ) : 100 ml dicampur 1 Liter air

Aplikasi untuk tanaman : 

a.10 ml Larutan ZPT( auksin, gibrelin,sitokinin ) ditambah 1 liter air

b.Disemprotkan ke permukaan daun atau akar (tanah)

c.Penyemprotkan dilakukan pagi atau sore hari

PRODUK ZPT MSG 3

APA KATA MEREKA ?

FORM PEMBELIAN PRODUK MSG 3

Produk Diatas Dapat Juga Dipesan Melalui Marketplace Berikut Ini :

Video Tentang ZPT MSG 3

id_IDBahasa Indonesia